Dalam sambutannya dalam Hari Pers Nasional di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/2), Presiden mengatakan saat ini pers dapat membuat berita dengan batas kepatutan. “Mana yang patut dan mana yang tidak patut," ujar Presiden dalam sambutannya pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-64 di Palembang.
Presiden juga berharap pers Indonesia dapat memberikan kontribusi bagi negara lima tahun ke depan, karena media massa memiliki peran yang semakin aktif untuk kemajuan bangsa.
Yudhoyono dalam kuliah perdana berjudul "Mengapa Indonesia Harus Berhasil" pada puluhan siswa Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) dan 1.500 undangan mengatakan Indonesia telah berhasil melewati berbagai ujian selama satu dasawarsa ini. Pertama, ujian saat krisis 1998 dan tahun setelah itu hingga reformasi gelombang pertama. Kedua, periode 2000-2009 diuji krisis ditingkat global mulai pangan, minyak hingga krisis keuangan dunia
"Semua itu telah kita lewati dan menjadi pelajaran bahkan kini kita lebih siap serta tahan," kata dia.
Namun, tambah Yudhoyono, kita tidak tahu apa ujian yang akan terjadi lima tahun lagi. Presiden dalam kesempatan itu juga mengemukakan ada tiga pilar yang akan dilakukan ke depan yakni, meningkatkan pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat, membangun demokrasi agar semakin mapan, serta menjadikan keadilan semakin tegak bukan hanya sekedar penegakan hukum melainkan keadilan sosial yang hakiki.
Presiden berharap pada lima tahun ke depan dan seterusnya Indonesia lebih kuat dan tahan dalam menghadapi rintangan. Hal ini tentunya untuk memberikan jalan bagi pemerintah baru yang akan datang, sehingga dapat menjadikan Indonesia yang sejahtera di abad 21 ini.
“Kita harus siap mengatasi krisis, meski kita tidak tahu masa mendatang. Artinya kita dapat meresponnya,” terang dia.
Presiden juga berpesan kepada pers terus mengembangkan demokrasi menjaga kesimbangan kebebasan dan kepatuhan. Karena pers memainkan peran yang tepat dalam demokrasi yang bermuara pada demokrasi masyarakat.
Pers merupakan elemen yang kuat sehingga pesan kekuatan dalam kekuatan tersebut dapat digunakan secara tepat. Pers dapat menentukan dalam keadaan apapun sehingga kekuatan pers dapat dipergunakan benar-benar untuk kepentingan rakyat.
Dalam HPN kali ini diberikan pula penghargaan Adinegoro kepada Koran Tempo dengan tajuknya berjudul Berikan Keadilan bagi Prita dan fotografer harian Singgalang Muhammad. Selain itu juga diberikan mendali emas kepada Mahkamah Agung (MA).
“MA telah banyak membuat keputusan yang membebaskan media dari tuntutan melalui kasasi,” kata Margiono, ketua PWI Pusat. Selain itu, MA juga telah mengusulkan hakim harus mendengar kesaksian dari ahli pers terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Acara puncak ini dihadiri oleh sejumlah tokoh yaitu Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Taufik Kiemas, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Marzuki Alie dan sejumlah Menteri Kabinet Bersatu Jilid II.
ARIF ARDIANSYAH