Bekasi- Sekitar 4.000 pelaku usaha besar di wilayah Kota/Kabupaten Bekasi dinilai belum siap bersaing dengan industri China. Imbasnya, akan banyak perusahaan terancam gulung tikar.
Ketua Forum Investor Bekasi Deddy Harsono, mengatakan kondisi pelaku usaha belum siap menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China. "Kalau mau fair, industri di Bekasi belum mampu bersaing dengan China," kata dia, dalam acara seminar 'Dampak Implementasi ASEAN-China Free Trade Agreement bagi Masyarakat Industri' di Presiden Executif Club, Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/2).
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat pelaku usaha tidak mampu bersaing. Antara lain, infrastruktur seperti jalan tidak memadai, dan harga bahan baku produksi sangat mahal. "Sementara barang jadi dari China harganya lebih murah," kata dia.
General Manager PT Argo Pantes Felix Tanudibrata, mengaku khawatir terhadap barang-barang impor asal China.
Produsen tekstil itu mengakui hasil produksinya kalah bersaing dengan tekstil asal China. Bahkan, tahun lalu dia mematikan satu dari dua mesin produksinya di Bekasi karena penjualan terus menurun hingga 50 persen. "Kami tidak mampu karena target usaha tidak mencapai yang diinginkan," katanya.
Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Hendra Lesmana, mengatakan produsen lokal bisa unggul atas China jika kualitas produksi lebih baik. "Barang China cepat rusak, kalau produsen lokal bisa memanfaatkan sisi negatif produsen China itu industri lokal tetap lebih unggul," katanya.
HAMLUDDIN