Menurut dia, keberangkatan warga Surabaya ini bukanlah hal aneh mengingat peluang kerja di kota Surabaya saat ini semakin sulit. Karenanya, meski berstatus warga kota namun, ke-50 keluarga yang akan berangkat ini telah menandatangani persetujuan berangkat transmigrasi tanpa paksaan dan tentunya tanpa rasa minder.
Ke-50 KK warga Surabaya ini akan berangkat beserta istri dan anak. Mereka umumnya adalah warga dari kawasan Surabaya bagian barat yang notabene memang masih banyak didominasi daerah pertanian. “Meski warga kota, mereka yang berangkat ini adalah para petani,” kata Gentur.
Selain warga Surabaya, Dinas Transmigrasi dalam program transmigrasi tahun 2010 ini rencananya akan memberangkatkan sebanyak 4000 jiwa penduduk Jatim ke daerah transmigrasi yang meliputsi Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua.
Di daerah transmigrasi, warga dijanjikan mendapatkan rumah layak huni tipe 38 serta areal persawahan siap garap seluas dua hektar. “Selama setahun kami juga akan diberikan bantuan hidup, pokoknya total anggaran tahun 2010 ini mencapai Rp 8 miliar,” kata dia.
Sebelum berangkat, para calon transmigran ini akan diberikan pembekalan latihan kerja yang fokus pada bidang garap pertanian. Selain itu, beberapa keterampilan lain juga akan diberikan untuk menjadi bekal selama hidup didaerah transmigrasi.
Pengamat tata kota dari Universitas Airlangga Surabaya Aribowo mengatakan, transmigrasi bagi warga kota sudah bukan hal yang aneh. “Meski kota, di Surabaya terdapat empat kecamatan yang masuk dalam kategori kecamatan miskin,” kata dia.
Apalagi, peluang kerja di perkotaan saat ini juga semakin sempit. Karenanya, transmigrasi mungkin adalah solusi bagi kebuntuan peluang kerja.
ROHMAN TAUFIQ