Aji menambahkan, untuk merealisasi target itu akan dilakukan perbaikan strategi operasi, inovasi, dan teknologi. Saat ini terdapat 24 kapal pengawas yang beroperasi mengawasi sumber daya laut dan perikanan di seluruh Indonesia. Tahun ini armada kapal pengawas akan ditambah dengan Lagoon 500 berjenis catamaran. “Rencananya pada 2012 akan ditambah empat armada lagi,” katanya.
Aji menambahkan, pada tahun ini pula pihaknya akan mengujicobakan teknologi air surveillance lewat pesawat pengintai yang akan mengamati perairan Indonesia dan memberi sinyal kepada kapal pengawas perikanan untuk beroperasi. Uji coba akan menggunakan satu pesawat pengintai untuk tiga kawasan operasi, bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara. “Jika APBN-P disetujui, kami akan menguji coba pada 2010,” ucapnya.
Selain itu, saat ini juga sedang berjalan proses hukum atas kapal-kapal eks pencuri ikan dari Cina. Jika proses hukum cepat selesai, pihaknya akan memulai proses modifikasi dari kapal penangkap ikan menjadi kapal pengawas. “Semoga di 2012 armada kita akan bertambah 4-5 unit dari kapal-kapal ini,” tutur dia.
Pengawasan IUU (Illegal, Unreported and Unregulated) Fishing juga akan dibantu dengan radar. Indonesia Sea Radar (ISRA) buatan LIPI akan dipasang di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Laut. “Jadi nanti kapal pengawas tidak sekadar operasi gergaji tunggu ombak saja,” ucap dia. Selain radar, satelit cuaca juga akan digunakan untuk membantu pengawasan sumber daya laut dan perikanan.
Menurut Samson Hutagalung, Kapten Kapal Hiu Macan 01 dari Pangkalan Indonesia Bagian Timur, idealnya operasi pengawasan sumber daya laut dan perikanan Indonesia membutuhkan 80 hingga 90 kapal untuk mengawasi keseluruhan perairan di wilayah Indonesia. Tapi keterbatasan dana memaksa pengawasan perikanan harus menggunakan strategi lain.
Baca Juga:
ARYANI KRISTANTI