Perbedaan pendapat itu tampak saat mereka menggelar keterangan pers usai melakukan penelusuran data di Bank Mutiara. Agus Sulistyo dari fraksi PKB, misalnya, menilai kinerja Bank Mutiara cabang Surabaya belum bisa dikatakan maksimal.
“Kalau dilihat dari nilai asset, Bank Mutiara cabang Surabaya masih biasa saja, karena totalnya hanya sekitar Rp 10 miliar hingga Rp 11 miliar,” kata Agus. Karenanya, Agus menilai pergantian managemen belum berimbas pada kemajuan yang signifikan di bank tersebut.
Bahkan seluruh kantor Bank Mutiara di Surabaya yang terdiri dari Cabang Surabaya, serta tiga kantor cabang pembantu, menurut dia, seluruhnya masih mengontrak pada gedung milik orang lain karena belum mampu membeli gedung sendiri.
Berbeda dengan Agus, anggota pansus dari Demokrat Achsanul Qosasi mengatakan nilai asset Bank Mutiara di Surabaya telah mencapai Rp 590 miliar. Kinerja Bank Mutiara sudah sangat bagus. Ini bisa dilihat dari nilai kredit macet yang dulu mencapai Rp 400 miliar saat ini sudah berkurang menjadi Rp 100 miliar.
“Hanya lima persen kridit macetnya, inikan luar biasa,” kata dia. Tak hanya itu, Bank Mutiara Surabaya hingga Februari ini telah membukukan keuntungan Rp 8 miliar yang berasal dari valas dan bunga kredit. ROHMAN TAUFIQ.