TEMPO Interaktif, Marjah - Dua roket Amerika menghantam sebuah rumah hari Minggu di wilayah luar benteng Taliban Marjah. Serangan yang menewaskan 12 warga sipil itu setelah Presiden Afghanistan menyerukan kepada NATO untuk berhati-hati dalam serangan merebut kota itu.
Di dalam Kota Marjah, Marinir menghadapi "kematian di setiap sudut" pada hari kedua serangan besar-besaran untuk menguasai kota suram yang dipenuhi jebakan pejuang Taliban, sementaran warga sipil tidak yakin ke mana memberi kesetiaan mereka.
Marinir menghadapi badai pasir yang ganas ketika mereka merunduk masuk dan keluar dari pintu dan saat bersembunyi di balik dinding penuh peluru penembak jitu. Ke utara, pasukan Angkatan Darat Amerika menghadapi perlawanan pejuang Taliban dengan menggunakan helikopter Cobra.
Pejuang Taliban meninggalkan wilayah itu dengan ranjau dan bahan peledak sebelum serangan itu, dan suara ledakan bom yang dikendalikan terdengar setiap tiga jam, mewarnai hari bersama dengan mortir dan roket api.
"Anak-anak kami sangat takut akan ledakan itu. Kapan ini akan berakhir?" tanya Zaher, 25 tahun, petani.
Kematian warga sipil itu merupakan pukulan bagi upaya NATO dan Afganistan untuk memenangkan dukungan dari warga di daerah Marjah, tujuan utama dari serangan terbesar dari perang delapan tahun itu.
Marjah, yang memiliki populasi 80 ribu orang sebelum serangan, adalah pusat logistik Taliban.
Roket-roket yang ditembakkan oleh High Mobility Artillery Rocket System, atau HIMARS, kepada kelompok perlawanan yang menyerang pasukan AS dan Afganistan, melukai satu orang Amerika dan satu Afganistan, kata NATO dalam sebuah pernyataan.
Sebaliknya, proyektil berbelok 300 meter (meter) dari target dan meledak di sebuah rumah di distrik Nad Ali, yang mencakup Marjah, kata NATO.
Komandan NATO di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, meminta maaf kepada Presiden Hamid Karzai untuk "kehilangan jiwa yang tragis ini" dan menunda penggunaan sistem HIMARS canggih itu.
Sebelum serangan dimulai Sabtu, Karzai meminta kepada komandan pasukan Afganistan dan asing untuk "sungguh-sungguh berhati-hati untuk keselamatan warga sipil."
AP | EZ