Harga minyak untuk antaran Maret ditutup menguat US$ 2,88 atau 3,9 persen menjadi US$ 77,01 per barel di New York Merchantile Exchange. Namun, harga gas alam untuk kontrak bulan Maret justru turun US$ 15,8 sen atau 3 persen menjadi US$ 5,31 mBtu.
Lonjakan harga minyak juga disebabkan oleh meningkatnya tensi hubungan Iran dan negara-negara Barat yang berusaha memberikan sanksi kepada negara kedua terbesar penghasil minyak itu karena program nuklirnya.
“Turunnya tingkat resiko membuat investor kembali ke pasar komoditas,” kata Mike Fitzpatrick, wakil presiden perdagangan energi di MF Global dalam laporannya. “Alasannya mungkin adanya tanda bahwa pembuat kebijakan Uni Eropa akan bisa menangani masalah utang.”
Harga minyak masih berpeluang untuk kembali reli jika dolar AS kembali terdepresiasi terhadap enam mata uang rival utamanya. Penguatan ini juga karena adanya dukungan dari membaiknya aktivitas manufaktur AS. Indeks manufaktur di Februari naik menjadi 24,9 dari posisi Januari di 15,9.
MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR