TEMPO Interaktif, BANDUNG - Kota Bandung terancam gagal meraih Piala Adipura tahun ini. Kota ini, menurut Tim Penilai Adipura tahap pertama, masih punya banyak kekurangan terutama pengelolaan sampah dan saluran air. Perubahan Ibukota Provinsi Jawa Barat ini masih kalah oleh Kota Bekasi dan Tangerang. "Nilainya 6 dari skala 1-10 untuk tiga penilaian kebersihan" kata Sanggul Rajaguguk, Koordinator Tim Penilai Adipura tahap pertama.
Tiga parameter penilaian kebersihan itu antar a lain, di pasar, tempat pembuangan akhir sampah dan pengelolaan sampah. Ketiganya, kata Sanggul, masih terhitung buruk.
Kebersihan dan pengolahan sampah di Kota Bandung hanya terlihat meningkat di sekolah dan kantor pemerintah dibanding penilaian tahun lalu. "Namun perubahan itu tidak signifikan," katanya di Balaikota,
Jika dibandingkan dengan Bekasi dan Tangerang, kata Sanggul, dua kota ini dinilai berhasil membersihkan jalan dari sampah. Kota ini juga sanggup memindahkan pedagang kaki lima dari jalan di sekitat Pasar Baru Kota Bekasi. "Tangerang lebih bagus dari Bekasi, drainasenya juga tidak separah di Bandung," katanya. Tim tersebut menilai 14 kota metropolitan di Indonesia.
Dalam paparannya di depan pejabat Kota Bandung hari ini, tim gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup Daerah itu memantau 110 titik sejak Oktober-November tahun lalu. Sebanyak 87 lokasi dipantau secara rinci, 29 sisanya dilihat secara kewilayahan. Tim menilai wilayah perkantoran, hutan, dan taman kota di Bandung terlihat baik. "Yang masih jelek itu di pasar, stasiun kereta, dan soal pemilahan sampah," jelasnya.
Baca Juga:
Tim, misalnya, menyesalkan pengelola stasiun kereta api Bandung yang lihai menyembunyikan sampah. Di dalam stasiun memang terlihat bersih. "Tapi sampahnya ditumpuk di tempat tersembunyi untuk dibakar," ujarnya.
Lokasi lainnya yang kotor oleh sampah dan menyumbat gorong-gorong diantaranya, jalan arteri, terminal bis, dan sungai. "Perairan terbuka jelek sekali, airnya sampai tidak terlihat kecuali sampah," kata dia. Limbah medis yang berserakan pun masih dijumpai di RS Umum Daerah Ujung Berung.
ANWAR SISWADI