TEMPO Interaktif, Jakarta -Derasnya arus Sungai Cikapundung sepekan terakhir, membuat tanggul Kirmir yang membentengi Sungai Cikapundung di Jalan Rana RW 08 Kelurahan Cikawao Kecamatan Lengkong Kota Bandung nyaris jebol. Akibatnya puluhan rumah yang dihuni sedikitnya 200 kepala keluarga bakal terendam banjir. Tanggul tersebut berumur hampir 40 tahun. "Enam keluarga yang tinggal paling dekat ke benteng sudah mulai mengungsi ke famili mereka," kata Ketua RT 08 Artoyo.
Dari pantauan di lokasi, benteng yang terancam jebol berdiri di wilayah RT 08. Benteng setinggi 1,6 meter dari tanah jalan Rana itu retak melintang sepanjang sekitar 30 meter di bagian bawah. Sedangkan retakan vertikal setinggi benteng terdapat di empat titik.
Posisi benteng pun mulai miring ke arah sungai. Sementara jalan gang di dekat benteng pun amblas 20 hingga 50 sentimeter. Dari informasi beberapa warga, benteng ini didirikan tahun sekitar 1971 dan belum pernah diiperbaiki.
"Retakan benteng dan amblasan jalan gang semakin parah tiap harinya sejak Kamis kemarin (pekan lalu),"kata Artoyo."Karena tanah di bawahnya sejak lama mengalami abrasi akibat tergerus air sungai."
Ketua RW 08 Ridho Setiadi mengatakan, pihaknya secara swadaya sudah melakukan antisipasi sejak akhir pekan lalu. Itu antara lain dengan cara mengecor dan menembok jalan dekat benteng yang retak supaya tidak lekas amblas merembet ke rumah warga.
"Tapi sehari kemudian sudah amblas lagi,"katanya. Pihak RW 08, imbuh dia, sudah melapor ke Kelurahan sejak pekan lalu untuk diteruskan ke pihak Dinas Bina Marga Kota Bandung. "Tapi belum ada tanggapan jelas."
Untuk mengantisipasi jebolnya Kirmir, warga Jalan Rana bergotong royong membuat tanggul darurat dari tumpukan karung berisi pecahan tembok dan batu bata di jalan Rana sepanjang benteng. Sementara perabotan dan penghuni empat rumah di dekat benteng dievakuasi. Keempat rumah itu dihuni keluarga Zulkifli, Asep, Otang, Heri, Yuda, dan Indra.
ERIK P. HARDI