TEMPO Interaktif, Jakarta – Persipura Jayapura akan memulai perjalanannya di Liga Champions Asia dengan menjamu Tim Korea Selatan, Jeonbuk Hyundai Motors, Selasa (23/2) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Menghadapi laga itu, Persipura sudah punya modal awal dengan memanfaatkan pengalaman dan informasi dari bek barunya, Kim Jong Kyung, yang pernah membela Jeonbuk pada 2007.
Pelatih Persipura Jacksen F. Tiago mengaku belum banyak mengamati kekuatan Jeonbuk. Informasi dari Kim sangat membantunya menyusun strategi menghadapi juara Liga Korea musim lalu itu. “Menurut Kim, Jeonbuk punya dua pemain Brazil dan beberapa anggota tim nasional Korea. Namun saya belum tahu persis kekuatan mereka, saya pun belum melihat video permainannya,” kata Jacksen hari ini.
Persipura harus lebih waspada karena mereka tergabung dalam grup F yang berisi tim-tim kuat. Selain menghadapi Jeonbuk, Persipura juga akan melawan Tim Cina, Changcun Yatai FC, serta juara Liga Jepang 2009, Kashima Antlers.
“Kami bukan tim unggulan di sini, tak perlu seorang ahli untuk mengetahui Tim Korea lebih baik dari Tim Indonesia. Namun saya akan pertahankan permainan tim yang selama ini sudah berhasil baik,” katanya.
Duet striker Boaz Solossa dan Alberto "Beto" Goncalves diprediksi masih menjadi andalan Persipura. Persipura juga masih punya tenaga pemain muda seperti Yustinus Pae dan Immanuel Wanggai serta pengalaman kapten tim, Eduard Ivakdalam.
Jeonbuk merupakan salah satu tim papan atas di Korea Selatan. Mereka adalah satu di antara dua tim yang pernah menjuarai turnamen Piala Korea lebih dari dua kali yaitu pada 2003, 2005 dan 2008. Jeonbuk juga pernah menjadi juara Liga Champion Asia pada 2006 dan Piala AFC pada 2002.
Melawan Persipura, Jeonbuk hanya membawa 18 pemain yang mayoritas adalah tim junior. Kim Seung-Yeon, Lee Gwang-Jae, Kwon Sun-Tae, serta dua pemain asingnya Luiz Henrique dan Krunoslav Lovrek adalah para pemain senior yang dibawa ke Jakarta.
Jeonbuk bahkan tidak memboyong striker andalannya Lee Dong-Gook. Persiapan menghadapi Liga Korea menjadi alasan Jeonbuk tidak membawa seluruh kekuatan utamanya.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA