TEMPO Interaktif, Jakarta - Perairan Teluk Jakarta memiliki kandungan logam berat (Merkuri) jauh melebihi ambang batas. Upaya rehabilitasi yang telah ada belum maksimal.
Berdasarkan data lembaga swadaya masyarakat Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, dari penelitian tahun 2006 kadar Merkuri di kawasan Muara Angke mencapai 0,027 ppm, di kawasan Ancol berkisar antara 0,0068-0,24 ppm. Padahal, nilai ambang batas untuk Merkuri adalah 0,005 ppm. Bahkan kawasan yang relatif jauh dari pesisir Teluk Jakarta seperti Pulau Air Besar, Pulau Pramuka, dan Pulau Panggang di Kepulauan Seribu juga logam beratnya telah jauh melebihi ambang batas.
Menurut Koordinator Komite, Ahmad Safrudin pencemaran tersebut diprediksi meningkat pesat seiring dengan perkembangan industri. "Secara umum, kandungan perairan Jakarta yang kualitasnya masih baik hanya tiga persen," katanya mengutip data dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.
Sejauh ini telah dilakukan berbagai upaya rehabilitasi, seperti Program Kali Bersih yang ada sejak 1989, dan yang terbaru Program Laut Bersih. Namun menurut Ahmad, upaya tersebut belum maksimal karena sifatnya masih sebatas kampanye dan tidak berkesinambungan.
ADISTI DINI INDRESWARI