"Hingga saat ini, kami belum berhasil memasukkan gula impor ke Jambi," kata Direktur Utama PPI, Heinrych Napitupulu, dalam konferensi pers di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Selasa (2/3). Menurut dia, kebutuhan gula untuk Jambi sebesar 3000 ton.
Heinrych mengatakan, sebelumnya pihaknya pernah berhasil menyalurkan gula ke Jambi dengan menyewa kapal berkapasitas 1.200 ton. Namun, kali ini PPI hanya mampu menyewa kapal berkapasitas 800 ton. Sehingga, biaya pengiriman menjadi mahal.
Ada opsi lain untuk membawa gula impor dari Dumai ke Jambi. Namun, perjalanan yang ditempuh menghabiskan waktu selama dua hari tiga malam. "Maka tingkat susut gula dalam perjalanan akan tinggi. Bisa mencapai 5 persen," ujarnya.
Heinrych mengatakan, selain Jambi PPI juga menemukan kesulitan untuk memasukkan gula impor ke wilayah lain. "Misalnya untuk memasukkan gula ke wilayah Pangkal Pinang. Kapal kami tidak bisa merapat selama 18 hari," tuturnya.
Namun demikia, PPI sudah berhasil menyalurkan gula ke sejumlah daerah semisal Nangroe Aceh Darussalam, Medan, Dumai, Banjarmasin, Pontianak, Bitung, dan Jakarta. PPI akan terus berupaya mencari cara untuk bisa menyalurkan gula ke Jambi. "Kami tetap menargetkan, seluruh gula impor bisa tersalurkan pada 15 April," kata Heinrych.
EKA UTAMI APRILIA