TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk A. Tony Prasetiantono menegaskan dengan inflasi yang masih terkendali, maka tidak ada alasan mengubah BI rate.
Jika BI rate diturunkan, Tony menilai, itu tidak sesuai dengan ekspetasi inflasi 2010 yang diperkirakan akan berada di atas 5 persen. Apalagi penurunan BI rate juga diyakini tidak otomatis mendorong penurunan suku bunga kredit. Sedangkan kenaikan BI rate juga tidak ada urgensinya.
“Selama inflasi year on year masih belum 4,5 persen atau lebih, maka BI rate 6,5 persen sudah cukup memadai. Apalagi sekarang nilai tukar rupiah sekitar 9.300 per dolar AS, yang juga masih sesuai ekspetasi,” ujar Tony kepada Tempo.
Dia memperkirakan inflasi year on year sebesar 4,5 persen baru akan terjadi sesudah pertengahan tahun. Jika itu terjadi, maka BI rate bisa dinaikkan menjadi 6,75 persen atau 7 persen.
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa juga memprediksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada levelnya yang seperti sekarang.
“Melihat inflasi Februari yang lebih rendah dibanding Januari, BI belum akan mengubah kebijakan moneternya,” kata Purbaya pada kesempatan terpisah.