Mamalia yang hidup sepanjang tahun di es laut Arktik ini menjadi semacam simbol ancaman pemanasan global. Lapisan es kutub yang menjadi habitatnya terancam hilang karena peningkatan suhu bumi.
“Penelitian kami mengkonfirmasi bahwa beruang kutub adalah spesies muda dari segi evolusi, yang terpisah dari beruang coklat sekitar 150.000 tahun lampau dan berkembang dengan amat cepat,” kata Charlotte Lindqvist, seorang pengajar di departemen ilmu biologi University of Buffalo, Washington, Amerika Serikat.
Lindqvist dan rekannya berhasil menganalisis DNA mitokondria dari fosil tersebut dan melaporkan temuan mereka dalam Proceedings of the National Academy of Science, Selasa. DNA adalah sistem pengkodean asam amino yang mengarahkan perkembangan bentuk kehidupan individual dan versi mitokondria berasal dari sel yang membangkitkan energi.
Temuan Lindqvist ini menjadi penting karena mengungkap silsilah keluarga beruang. Para ilmuwan memang telah mengetahui bahwa beruang kutub adalah turunan beruang coklat, namun ada perdebatan kapan pemisahan itu terjadi. Dengan membandingkan DNA fosil, yang diperkirakan berusia 110.000-to-130.000 tahun, dengan DNA beruang kutub modern dan beruang coklat mereka bisa menghitung perpisahan tipe itu terjadi.
Hal itu lama belum terpecahkan karena fosil beruang kutub amat langka karena bangkai mereka biasanya dimakan binatang lain atau tenggelam ke dasar samudra. Spesimen fosil yang diteliti Lindqvist ditemukan pada 2004 oleh sebuah tim geolog Islandia.
TJANDRA DEWI | AP