TEMPO Interaktif, Samarinda - Tenggelamnya kapal tongkang Extrail yang mengangkut 1.550 ton pupuk di Pelabuhan Lok Tuan, Kota Bontang, Kalimantan Timur mengancam produksi pupuk PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). PKT terpaksa menghentikan produksinya, karena air laut telah terkontaminasi.
"Produksi pupuk di PKT sangat bergantung pada air laut yang masuk ke Water Intake," kata Kepala Departemen Humas PKT Bontang, Tedy Nawardin, di Samarinda hari ini. Air laut, kata dia, dipergunakan sebagai pendingin mesin operasi.
Kapal tongkang Extrail mengangkut 1.550 ton pupuk non subsidi tenggelam di pelabuhan Lok Tuan, Selasa (2/3) lalu. Air laut yang masuk ke kapal melarutkan pupuk yang akan dibawa ke Katapang, Kalimantan Barat.
PKT, kata Tedy, menyadari pencemaran ini telah mengganggu aktivitas warga Bontang di pesisir sebagai nelayan. Oleh karenanya, PKT memberikan konpensasi kepada nelayan untuk meringankan beban nelayan. "Kami sudah menjadwalkan untuk melakukan pembayaran konpensasi kepada nelayan," ujar Tedy yang tidak menyebutkan besarn konpensasi tersebut.
FIRMAN HIDAYAT