TEMPO Interaktif, Makassar - Suasana seketika hening saat Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mulai memimpin pengucapan sumpah jabatan terhadap Wakil Ketua Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (BP Kapet) Tenriangka Mori.
Tiga menit pertama, Tenriangka masih lancar mengucap sumpah jabatan tanpa ada kesalahan sedikitpun. Undangan sebanyak 55 orang yang hadir di Baruga Sangiangseri di rumah jabatan gubernur ikut larut menyimak ucapan sumpah jabatan yang diucapkan Tenriangka.
Namun menjelang lima menit, mantan Sekda Enrekang ini mulai terlihat gugup mengucapkan kalimat sumpah jabatannya. Ironisnya, kesalahan pengucapan sumpah itu dilakukan kata per kata yang membuat Gubernur Syahrul harus mengulang ucapannya.
Kegugupan Tenriangka terus berlanjut dimana setiap kalimat sumpah yang diucapkannya selalu salah. Wartawan Tempo yang menyaksikan menghitung sedikitnya 17 kali pengucapan sumpah jabatan yang harus diucapkan berkali-kali.
Bahkan tidak jarang, Tenriangka berucap sumpah dengan membalik-balkkan kalimat. Misalkan kalimat "tidak akan menerima imbalan", dibalik menjadi "akan tidak menerima imbalan". Tidak jarang pula kata di kalimat sumpah tidak diucapkan sama sekali. Kesalahan ini membuat Syahrul harus mengulang-ulang terus ucapannya untuk meluruskan ucapan Tenriangka.
Kejadian cukup memalukan ini, spontan mengusik ketenangan para undangan yang menyaksikan dan mendengarkan ucapan Tenriangka. Tidak sedikit undangan yang menggeleng-gelengkan kepala, tertawa kecil, dan sebagian mengusap wajah.
Bahkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Andi Murni Amin Situru sangat gelisah saat yang menjadi saksi pengambilan sumpah. Tidak jarang Andi Murni menolehkan wajah menyaksikan kegugupan Tenriangka mengucapkan sumpah.
Akibatnya kejadian yang terus berulang ini, membuat Kepala BKD ini tersenyum-senyum disamping pejabat BP-Kapet Parepare. Merasa menjadi perhatian dalam pengambilan sumpah jabatan, Tenriangka berusaha menenangkan diri dan fokus mendengarkan kalimat sumpah yang meluncurkan tegas dari mulut Syahrul.
Untungnya, Tenriangka bisa memperbaiki kalimat terakhir dari sumpah jabatannya yang berbunyi "Atas nama Tuhan yang Maha Esa" dengan suara tegas. Dalam kesempatan itu, Gubernur Syahrul meminta Tenriangka memikirkan cara mengembalikan fungsi utama BP-Kapet Parepare yang pernah berjaya di era 1990-an.
"Kapet sedang mengalami penurunan operasional, sehingga saya berharap pejabat baru memulai memikirkan cara mendatangkan hasil," kata Syahrul. Syahrul yang masih kelihatan kurang sehat ini mengatakan, pejabat Kapet mempunyai tugas besar mendatangkan keunggulan dan membuat terobosan usaha baru.
SULFAEDAR PAY