“Saat itu saya sedang mencari butiran emas di sendang (sungai) yang ada di wilayah sini,” ungkapnya, Senin (8/3). Saat mengeruk lumpur sungai, secara tak sengaja, dia melihat sesuatu yang terbuat dari batu.
Setelah digali, ternyata yang ditemukannya adalah arca. “Saat itu terpendam dan posisinya tidur (membujur),” tandasnya. Dia langsung mengamankan dan membawa arca tersebut untuk disimpan di rumahnya yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi penemuan.
Arca tersebut berbentuk seperti tugu dengan ukuran tinggi sekitar 38 centimeter dan dasarnya berbentuk bujur sangkar berukuran panjang dan lebar masing-masing sekitar 20 centimeter. Di bagian bawah arca terdapat relief yang melambangkan kesuburan.
Mengetahui penemuan ini, petugas Museum Trowulan yang menjaga Situs Mangiran di Madiun langsung menuju ke lokasi. “Berdasarkan bentuknya, arca ini arca Lingga Yoni yang biasa digunakan untuk pemujaan atau persembahyangan di sekitar candi,” ujar petugas Museum Trowulan, Joko Widodo.
Joko menjelaskan bahwa dugaan sementara, arca tersebut hanyut terbawa arus sungai dan sudah terpendam lama. “Kami perkirakan arca ini dari situs candi Desa Sebayi, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun,” tuturnya. Arca ini diperkirakan dibuat di abad XIV sampai XVI di zaman Kerajaan Majapahit.
Petugas Museum Trowulan bermaksud mengamankan dan menyimpan arca itu di museum namun warga setempat menolak dan berjanji akan menempatkannya di sekitar punden yang ada di sekitar sungai tempat penemuan. Warga beranggapan arca itu aset desa dan berjanji akan menjaganya.
Sebelumnya, 12 Februari lalu di lokasi yang sama, warga juga menemukan arca Jaladwara yaitu arca berupa pancuran saluran air. Hingga saat ini kedua arca tersebut masih disimpan di rumah warga.
ISHOMUDDIN