TEMPO Interaktif, Pamekasan - Komando Distrik Militer 0826 Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mewajibkan seluruh prajuritnya untuk bercocok tanam jagung hibrida. Lahan yang disediakan mencapai 6 sampai 7 hektar yang tersebar di 13 Koramil di 13 Kecamatan.
"Ini salah satu program ketahanan pangan," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasa Letkol Infantri Purwadi, hari ini. Kegiatan bercocok tanam kalangan prajurit, lanjut dia, untuk memberikan contoh kepada masyarakat Pamekasan bahwa secara ekonomis jagung hibrida jauh lebih menguntungkan dari jagung biasa. "Jagung biasa perhektar hanya 2 ton, hibrida bisa 8 ton jagung," ujarnya.
Menurut Purwadi, selain membantu pemerintah dalam mensosialisasikan manfaat bertani jagung hibrida, kegiatan tersebut juga untuk memanfaatkan lahan kosong yang tidak terawat milik kodim yang mencapai kurang 7 hektar di 13 Koramil, "Hasilnya untuk di bakar dan dikonsumsi keluarga prajurit," katanya.
Cacuk Wiyono Dari PPH Dinas Pertanian Jawa Timur mengatakan, tiap tahun pemerintah memberikan bantuan bibit jagung hibrida kepada berbagai daerah termasuk Pamekasan, namun saat musim panen tidak kelihatan hasilnya dan petani tetap menanam jagung biasa.
Alasan petani Pamekasan, kata dia, karena jagung hibrida tidak enak untuk dikonsumsi. Di Pamekasan, dari 13 kecamatan, hanya tiga kecamatan yaitu Larangan, Kadur dan Galis yang meyoritas petaninya menanam jagung hibrida.
MUSTHOFA BISRI