Analis dari Tradition Energy Addison Armstrong mengatakan, dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang euro karena munculnya rencana pembicaraan antara Presiden Barack Hussein Obama dan Perdana Menteri Yunani George Papandreou yang negerinya baru bangkit dari krisis finansial.
Phil Flynn dari PFGBest mengatakan, laporan yang menyatakan Cina akan berhenti mengaitkan mata uangnya dengan dolar juga memberikan dorongan terhadap mata uang negeri Abang Sam serta membantu menurunkan harga minyak yang tadinya membumbung tinggi. Dolar yang menguat membuat harga minyak lebih mahal bagi investor yang membeli dengan mata uang asing.
Proyeksi energi jangka pendek yang diterbitkan Energy Information Administration kemarin tetap menunjukkan proyeksi harga minyak yang relatif stabil tahun ini. EIA melihat rata-rata nasional minyak diharapkan sebesar US$ 80 per barel musim semi ini dan naik hingga US$ 82 di akhir tahun.
Harga minyak naik US$ 10,2 bulan lalu dan sekarang mencapai US$ 81,4 lebih tinggi dari level setahun lalu. Di London, minyak jenis Brent Lauta Utara turun US$ 0,56 menjadi US$ 79,91 pada komoditas berjangka Intercontinental Exchange.
AP | PUTI NOVIYANDA