Survei dilakukan via telepon dengan melibatkan 486 penduduk Indiana yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Survei pada Universitas Indiana. Responden hampir seluruhnya heterosexual, terdiri dari 204 pria dan 282 wanita. Hasil survei antara lain sebagai berikut. 95 persen responden menganggap pemasukan penis ke vagina sebagai hubungan seks, tapi persentase ini jatuh ke 89 persen jika tidak terjadi ejakulasi. Sementara itu, 81 persen responden menganggap pemasukan penis ke anal merupakan hubungan seks. Adapun 71 persen responden menganggap kontak oral dengan alat kelamin pasangan sebagai hubungan seks.
Brandon Hill, peneliti di Institut Kinsey, mengatakan lazim bagi seorang dokter, ketika menghadapi seorang pasien dengan gejala terinfeksi penyakit seksual, untuk menanyakan berapa kali hubungan seks yang telah dilakukan. Jumlah ini akan berlainan menurut definisi si pasien tentang seks.
Sementara itu, William L. Yarber, rekan Hill dalam studi ini, yang juga direktur senior Pusat Pencegahan Penyakit Seksual Menular, mengatakan penemuan ini menegaskan kembali perlunya kekhususan mengenai perilaku seks ketika berbicara tentang seks.
“Ada kekaburan apa itu seks dalam budaya dan media kita," kata Yarber. Menurut Yarber, jika orang tidak menganggap perilaku seks tertentu sebagai hubungan seks, mereka mungkin tidak peduli dengan pesan kesehatan seksual tentang risiko seks bagi mereka.
Sexual Health News/Ngarto Februana