Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Filantropi Berpotensi Sebagai Alternatif Pembiayaan Pengembangan Seni-Budaya  

image-gnews
Teater Koma
Teater Koma
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski banyak meraih prestasi dan penghargaan di kancah internasional, seni dan budaya kita boleh dibilang masih kurang mendapat dukungan yang memadai. Survei yang dilakukan Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) dan Hivos menunjukkan bahwa seni-budaya hanya disumbang sekitar 3% oleh masyarakat yang jadi responden.

Lalu, dukungan dari pemerintah juga relatif minim. Pemerintah hanya menganggarkan dana Rp 865,3 miliar atau 0,09 % dari APBN 2010 yang jumlahnya mencapai Rp 1,009 triliun. Pemerintah juga tak menyediakan kebijakan dan insentif (salah satunya insentif pajak), yakni pemotongan pajak bagi siapapun yang menyumbang kesenian yang mampu mendorong para pihak untuk mendukung kesenian dan kebudayaan.

Hasil penelitian tersebut disampaikan Direktur PIRAC Hamid Abidin dalam diskusi bertajuk “Mencari Format Pembiayaan dan Strategi Penggalangan Sumber Daya untuk Pengembangan Seni-Budaya di Indonesia.” Dalam diskusi yang digelar di Auditorium Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta, pada Rabu kemarin itu, Hamid menyatakan, dukungan dan pembiayaan bagi pengembangan serta pelestarian seni-budaya di Indonesia ternyata lebih banyak berasal dari kegiatan filantropi (kedermawanan sosial) seniman dan budayawan.

Menurut Hamid, para pelaku dan pengelola organisasi seni-budaya juga belum bisa memanfaatkan potensi filantropi yang berkembang pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Survei PIRAC pada 2007, misalnya, menunjukkan bahwa seni-budaya hanya disumbang oleh 3% masyarakat yang menjadi responden.

Dukungan dan sumbangan dari sektor swasta juga masih minim, karena seni-budaya belum dianggap sebagai kebutuhan pokok dan menjadi prioritas utama untuk disumbang. Padahal kesenian telah berkontribusi dan berperan cukup siginifikan pada perkembangan filantropi di Indonesia.

Seni banyak digunakan dalam menggerakkan kegiatan kedermawanan masyarakat lewat kegiatan amal yang biasanya diisi dengan pelbagai pertunjukkan kesenian. Pementasan kesenian umumnya menjadi daya tarik tersendiri bagi calon donatur untuk datang ke suatu acara amal dan menyumbangkan dananya ke lembaga-lembaga sosial.

Di tengah minimnya dukungan dari pemerintah, tutur Hamid, filantropi bisa menjadi alternatif sumber daya untuk pengembangan dan pelestarian seni-budaya. Potensi filantropi bisa didayagunakan dengan mengarahkan masyarakat untuk mendukung seni-budaya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui donor education, memberikan pemahaman kepada donatur individu, perusahaan, dan yayasan amal tentang pentingnya menyumbang kebudayaan.

Potensi filantropi perusahaan juga bisa digerakkan dengan merevitalisasi praktik apresiasi seni-budaya oleh perusahaan, yang pada masa lalu menjadi bagian dari hiburan masyarakat dan penghormatan tradisi. Misalnya, tradisi pentas seni pada pabrik gula, tradisi pentas wayang dan seni lain di perusahaan pada saat tahun baru Jawa.

Yang juga penting, Hamid menambahkan, perlunya membangun dialog antara seniman dan sektor swasta, serta melibatkan mereka dalam kepengurusan dan event kesenian. Selama ini komunikasi berjalan satu arah, yang kemudian melahirkan persepsi yang salah satu sama lain. “Membuka ruang dialog yang terbuka dengan komunitas seniman tentu sangat berpotensi membantu keberlangsungan seni-budaya,” katanya.

Lewat diskusi tersebut, Hamid sangat berharap, pemerintah memberikan dukungan yang luar biasa dalam bentuk APBN dengan menambah anggaran buat seni-budaya. Lalu pemerintah juga memberikan insentif pajak, pengecualian pajak kepada kesenian. “Tanpa dipotong pajak pun pelaku kesenian gak bisa survive, apalagi dipotong,” ujarnya menjelaskan.

Selain Hamid, dalam diskusi tersebut hadir pula pembicara lainnya, seperti Sapta Nirwandar (Dirjen Pemasaran Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata), Butet Kertaradjasa (Ketua Dewan Yayasan Bagong Kussudiardja), Ratna Riantiarno (Pendiri dan Produser Teater Koma), Linda Hoemar Abidin (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Kelola), Sam Udjo (Ketua Yayasan Saung Angklung Mang Udjo) dan Erry Suharyadi (Marketing Manager Jawa Pos).

Ratna Riantiarno dalam makalahnya bertajuk “Manajemen dan Strategi Pemasaran Seni Pertunjukkan” menyampaikan tentang manajemen yang ideal untuk kesenian. Menurut Ratna, manajemen harus sanggup membantu sang seniman untuk sampai kepada pencapaian mutu artistiknya.

Karena itu, manajemen tidak berhak untuk menjadi penghambat. Ratna menjelaskan, kalau melihat kondisi kesenian di Indonesia saat ini, maka manajeman terbukalah yang paling cocok untuk produksi-produksi seni pertunjukkan.

 

 

Yenny Shandra Dewi

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

54 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI