Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Nur Munawaroh mengatakan kelompok ibu rumah tangga saat ini telah menduduki resiko tinggi penularan HIV/AIDS setelah pekerja seks komersial (PSK), homo seksual, tenaga kerja luar negeri, dan pria hidung belang. “Kelompok terakhir inilah yang membawa penyakit itu ke rumah,” kata Nur Munawaroh kepada Tempo, Jumat (12/3).
Dinas menemukan dari jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 159 hingga tanggal 10 Februari 2010 kemarin, 12 persen diantaranya atau sembilan orang adalah ibu rumah tangga biasa. Mereka adalah perempuan baik-baik yang selalu menjaga perilaku dan gaya hidup sehat di rumah. “Tentu saja mereka korban suaminya yang suka jajan,” kata Nur Munawaroh.
Karena itu, dia meminta kepada para ibu rumah tangga untuk selalu memperhatikan dan mewaspadai perilaku seks suaminya. Dikhawatirkan para pria itu pernah melakukan hubungan seks dengan orang lain terutama pelacur yang terjangkit penyakit HIV/AIDS.
Fenomena ini terjadi pada seorang ibu rumah tangga dan bayinya yang masih berusia tiga tahun yang terinfeksi HIV/AIDS. Keduanya tertular penyakit mematikan dari bapaknya yang diduga kerap melakukan hubungan seks bersama pelacur. Terjangkitnya ibu dan anak ini diketahui dari pemeriksaan kesehatan oleh petugas Puskesmas Februari 2010 lalu.
Petugas mencurigai kondisi ibunya yang mengalami TBC dan sariawan berkepanjangan, dimana kedua penyakit tersebut merupakan gejala klinis minor HIV/AIDS. “Jadi bukan berarti ibu-ibu yang berdiam di rumah aman dari resiko ini,” katanya.
Saat ini Dinas Kesehatan setempat gencar melakukan sosialisasi pengenalan dan pencegahan HIV/AIDS ke rumah-rumah. Sasaran utamanya adalah kalangan rumah tangga yang berdekatan dengan lokalisasi.
Nur Munawaroh juga mengeluhkan sikap para pelacur yang enggan mengenakan kondom perempuan (condom female) saat melayani tamunya. Mereka mengaku kesulitan mempergunakan maupun melepasnya selain mengurangi kenyamanan hubungan.
HARI TRI WASONO