Gas metan merupakan energi utama dalam menghasilkan listrik, setelah diolah memakai gas engine. Menurut Roni, kebutuhan gas metan untuk satu pembangkit sekitar 350 meter kubik tiap jam, menghasilkan 1 megawatt (MW) listrik. Akibat banyaknya air, kandungan gas metan tidak mencapai kebutuhan tersebut. Sumur gas masih penuh air licit, sehingga kandungan gasnya minim.
Tim teknis pembangkit listrik sudah berupaya mengeringkan sumur gas dengan membuat drainase dari dalam sumur gas ke instalasi pengolahan air sampah, tapi sumur tidak juga kering. Penyebabnya, hujan masih terus mengguyur wilayah Bekasi, khususnya Bantargebang.
Akibat masalah ini, proses produksi listrik terpaksa ditunda. Semestinya 10 Maret lalu, tapi harus ditunda hingga 30 Maret. Rencananya, dua zona sampah dikelola gas metannya pada tahap awal produksi. Zona I dan zona II masing-masing dilengkapi 20 sumur. Menurut Roni, estimasi hasil listrik dari 20 sumur atau satu zona sampah akan menghasilkan 1 MW listrik. Total listrik yang akan diproduksi sebesar 26 MW akan dikelola secara bertahap hingga 2013.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dudy Setiabudhi mengatakan kandungan air licit pada setiap zona sampah sangat banyak, puluhan kubik. Banyaknya air dalam sumur gas metan itu, Dudy melanjutkan, membuat produksi gas metan dari hasil pembusukan sampah tidak banyak karena terlarut dengan air. "Puluhan kubik air memenuhi tumpukan sampah," katanya.
Hamluddin