TEMPO Interaktif, Sumenep - Sebanyak 5750 hektar tanaman padi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dipastikan fuso atau gagal panen. Penyebabnya karena kekurangan air akibat curah hujan yang rendah. "25 persen dari 23 ribu hektar lahan padi di Sumenep hampir pasti fuso," kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kabupaten Sumenep Sucipto Wahono, Senin (15/3).
Menurut Sucipto, hingga memasuki masa panen padi akhir Maret ini, tanaman padi di sejumlah kecamatan seperti Batang batang dan daerah Kacongan daunnya sudah menguning tapi belum berbuah. Selain kekurangana air, kondisi tersebut diperparah dengan buruknya kwalitas bibit yang ditanam. "Jadi Sumenep jangan bicara swasembada beras," ujarnya.
Sucipto menjelaskan, hampir 80 persen sawah di Sumenep merupakan lahan tadah hujan. Meski sistem irigasi airnya sudah baik, namun bila intensitas hujan rendah maka akan memengaruhi pertumbuhan batang padi. Kalau pun berbuah, kata dia, maka gabahnya yang dipanen tidak berisi.
Sementara itu, menurut Jedung, petani asal Desa Ganding, Kecamatan Ganding, mengaku terpaksa menanen lebih awal padinya karena bulir-bulir padi mulai berjatuhan sendiri akibat kekurangan air yang menyebabkan batang-batang cepat menguning.
Meski begitu ia mengaku hasil panen tahun ini jauh lebih banyak dibanding musim padi tahun lalu. "Tahun lalu hanya enam karung gabah kering, sekarang sembilan karung," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI