Bersama dengan beberapa aktivis HMI, Komnas HAM mendapat gambaran penyerangan dan pemukulan yang diduga dilakukan oknum anggota polisi dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Secara detail, Ketua Umum HMI Cabang Makassar Amal Sakti mengurai kronologis penyerangan pada malam hari itu.
Menurut Amal, oknum polisi tersebut datang dan mencari seorang kader HMI bernama Ashari Setiawan alias Kamacappi. Selain rekonstruksi penyerangan yang diduga memicu rangkaian konflik setelahnya, Komnas HAM juga menggelar peragaan pada penyerangan yang terjadi keesokan harinya, Kamis (4/3). Rombongan Komnas HAM meninjau seluruh areal sekretariat yang diserang warga dan polisi.
"Rekonstruksi ini dilakukan untuk mencocokkan data yang telah dihimpun sebelumnya oleh anggota Komnas yang lain," ujar Johny di sela-sela proses rekonstruksi.
Pihaknya akan mendalami fakta-fakta terkait indikasi pelanggaran HAM, dan akan mencocokan deng rekomendasi rapat pleno yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu. Johny berharap agar hasil rekonstruksi ini bisa menggambarkan pola, modus dan kerugian akibat peristiwa itu."Dengan adanya gambaran tersebut, nantinya bisa memberikan simpulan akhir dari Komnas," ujarnya.
Kedatangan rombongan Komnas HAM yang membawa serta tiga orang yaitu Sriana, Bayu, dan Jaman itu hanya fokus pada pengerusakan sekretariat HMI. Selama tiga hari tim ini khusus untuk investigas dan pendalaman insiden yang melibatkan HMI dan polisi.
Sementara untuk insiden pengerusakan yang lain, Johny mengaku belum melakukan penyelidikan. "Untuk pengerusakan kantor polisi dan fasilitas polisi lainnya belum diselidiki. Kami menunggu hasil pertemuan dengan pimpinan kepolisian di daerah ini," ujar Johny
Rombongan Komnas HAM ini menjadwalkan pertemuan dengan Kepala Kepolisiam Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Adang Rochjana, Rabu (17/3) mendatang.
ABDUL RAHMAN