Menurut Mari Elka, pasar bebas ini memang memaksa pelaku usaha dalam negeri untuk bersaing dengan produk Cina yang lebih murah. Ia mengakui sudah terjadi persaingan dengan produk Cina secara lebih luas. Berdasarkan data, dari 2004 sampai 2009 terjadi lonjakan impor dari Cina, dari 8 persen menjadi 19 persen.
Melonjaknya impor Cina itu, lebih banyak didominasi impor barang modal, bahan baku, dan bahan penolong. Hal ini justru meningkatkan daya saing karena impor mesin dan bahan baku yang lebih murah. Pasar bebas ASEAN-Cina merupakan kesempatan dalam memanfaatkan pasar Cina yang tumbuh tinggi, 8 sampai 9 persen. "Cina mitra dagang keempat terbesar Indonesia," katanya.
Mari Elka optimistis pasar bebas ASEAN-Cina ini menjadi peluang meningkatan investasi, baik di Indonesia maupun di tingkatan regional. Pasar bebas ASEAN, yang meliputi 1,9 miliar penuduk, merupakan kedua terbesar setelah Eropa.
IQBAL MUHTAROM