Burung besi itu sedianya take off pukul 12.15 WIB menuju Jakarta namun pilot menghentikan laju pesawat karena mengalami halangan di bagian kaca depan. Salah seorang penumpang Hengky, 49 tahun, mengatakan kepada Tempo, dia sangat kaget dan panik karena pesawat tiba-tiba berhenti tanpa pemberitahuan dari pilot. Sementara pramugari yang ada di dalam kabin tak berusaha menjelaskan dan menenangkan 130 penumpang.
“Saya menyangka pesawat mengalami kecelakaan. Pilot dan pramugari tak memberitahukan penyebab berhenti mendadak sehingga kami hanya menduga-duga saja,” kata Hengky.
Atas kejadian tersebut pihak maskapai mengalihkan seluruh penumpang ke Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, untuk diterbangkan ke Jakarta. Namun sebagian penumpang membatalkan keberangkatan karena masih syok dan uangnya dikembalikan manajemen Batavia.
Sedangkan Manajer Distrik Batavia Air Malang Fungky mengaku belum mengetahui persis penyebab Batavia 7P-244 gagal diterbangkan. Informasi yang ia terima pesawat gagal terbang karena ada suku cadang yang harus diganti. Ia menyangkal pesawat gagal take-off karena ban atau kaca pesawat pecah.
“Mudah-mudahan hari ini penggantian spare part bisa dituntaskan agar besok bisa digunakan lagi. Jika tidak selesai hari ini, maka diganti dengan pesawat lain. Pembatalan take-off itu demi keselamatan seluruh penumpang,” kata Fungky, seraya memastikan maskapainya tetap melayani penjualan tiket untuk penerbangan besok.
Kejadian gagal take-off Batavia Air kali ini merupakan kejadian kedua dalam delapan hari terakhir. Sebelumnya, pada Kamis (11/3), menurut seorang pesepakbola Arema Indonesia, Batavia juga gagal terbang ke Jakarta gara-gara ada kerusakan pada pesawat sehingga ia tak bisa memenuhi undangan Komisi Disiplin PSSI. Tapi manajemen Batavia tak menjelaskan penyebab pembatalan penerbangan.
ABDI PURMONO