Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Kisah Bekas Anak Buah Dul Matin Tentang Du Matin

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, SIDOARJO - Asep Djaja alias Dahlan, terpidana seumur hidup kasus terorisme, meragukan senjata api yang digenggam Dul Matin saat menemui ajal di warung internet Multiplus, Tangerang Selatan pada 9 Maret lalu. Asep yang pernah bersama-sama Dul Matin di Poso dan Ambon pada 1999 dan 2003 melihat, foto pistol yang ditayangkan televisi dan media cetak itu lebih mirip senjata rakitan.

"Dul Matin itu selalu membawa Bareta, tak mungkin buronan nomor wahid cuma pegang pistol rakitan. Mungkin itu pistol milik polisi," kata Asep yang sekarang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kepada Tempo, Kamis (18/3). Asep mengaku selalu mengikuti perkembangan kasus pengejaran kelompok teroris melalui siaran televisi di Blok F, tempat dia dikurung.

Menurut Asep, hubungannya dengan Dul Matin cukup dekat. Dia pernah satu rumah dengan lelaki yang punya nama Joko Pitono itu selama satu bulan di Poso pada 2003. Bahkan, kata Asep, dialah yang menjemputnya di Pelabuhan Poso ketika Dul Matin datang dari Jawa paska ledakan bom Bali I. "Dul Matin itu ahli elektronik dan merakit bom, tapi orangnya serius dan tak suka humor," kata Asep.

Dul Matin pulalah, kata Asep, yang aktif menggalang massa untuk berunjuk rasa memprotes penangkapan aktivis Islam oleh polisi pada 2003. Padahal, ujar Asep, saat itu Dul Matin telah ditetapkan sebagai salah satu buronan kasus bom Bali I. Fotonya pun terpampang di mana-mana. "Tapi dia masih berani memipin demonstrasi ke Polda dan nongkrong di warung kopi," ungkap Asep.

Asep menambahkan, pertemuannya pertama kali dengan Dul Matin terjadi di Ambon pada 1999. Asep, yang asal Ciamis, Jawa Barat itu masuk ke Ambon pada tahun itu juga bersama-sama dengan aktivis Kompak. Dua tahun kemudian ia berjumpa lagi dengan Dul Matin di Solo. Ketika itu, ujar Asep, Dul Matin dan kelompoknya tengah merancang aksi teror ke Bali. "Dul Matin sempat menunjuk saya sebagai pembawa bom ke Bali, tapi batal," kata Asep.

Dul Matin akhirnya memberi tugas Asep untuk mensurvei lokasi serangan. Tugas itu dijalankan Asep bersama Hildan alias Ahmad pada awal 2001. Asep menduga, Dul Matin akhirnya menunda serangan bom ke Bali. "Saya dengar awalnya akan dilakukan pada 2001, tapi entah kenapa mundur jadi 2002," imbuh Asep.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hubungannya dengan Dul Matin sempat putus setelah Asep kembali ke Poso awal 2003. Pada periode itulah dia sempat bertemu dengan Zulkarnain, gembong teroris yang juga diburu polisi. Zulkarnain datang meninjau lokasi latihan Asep dan kawan-kawan di Poso. Menurut Asep, usia Zulkarnain ketika itu sekitar 50 an tahun. Penampilannya santai dan tenang. "Kalau memberi doktrin, rasanya langsung menancap di hati," kata Asep.

Setelah itu Asep sempat pergi ke Mindanau, Filipina Selatan, selama enam bulan untuk kursus bahasa dan strategi militer. Asep juga diberi tugas mempelajari jalur tikus untuk menyelundupkan senjata dari Mindanau ke Poso. Di tempat inilah Asep berjumpa dengan Faturahman Al Gozi, teroris asal Madiun yang kemudian ditembak mati aparat setempat. "Dia instruktur pelatihan militer di Mindanau, dan cukup disegani," kata Asep.

Asep kemudian ditangkap polisi di persembunyiannya pada 2005 karena terlibat kasus penyerangan markas Brimob di Pulau Seram. Pengadilan Negeri Ambon memvonis Asep dengan hukuman mati. Namun hukuman Asep diturunkan menjadi seumur hidup setelah dirinya mengajukan banding. KUKUH S WIBOWO.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

24 Desember 2023

Terdakwa kasus Bom Bali I tahun 2002 serta Bom Natal tahun 2000, Umar Patek, ketika menjalani sidang jatuhnya vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, (21/06). Umar Patek dihadapkan pada enam dakwaan dan Jaksa Penuntut Umum menjatuhkan pidana penjara seumur hidup pada sidang tanggal 21 Mei 2012. Tempo/Dhemas Reviyanto
Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

Kelompok ini diduga membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan lalu disebut dalang peristiwa Bom Natal 2000 dan Bom Bali.


Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

6 Desember 2023

Marthinus Hukom. antaranews.com
Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom ditunjuk sebagai Kepala BNN menggantikan Petrus Golose. Ini rekam jejaknya saat di Densus 88.


Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

13 April 2023

Kabag Bantuan Operasi Detasmen Khusus 88 Antiteror Komisaris Besar Aswin Siregar saat ditemui di Mabes Polri, Selasa, 11 April 2023 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

Kelompok teroris Jamaah Islamiyah yang digerebek oleh Densus 88 di Lampung, pernah menyembunyikan pelaku Bom Bali I dan Teror Bom Poso


Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

21 Februari 2023

Ali Fauzi, mantan narapidana teroris (Napiter) berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Kampus Putih UMM.Doc: UMM.
Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

Bekas napi terorisme Ali Fauzi Manzi bercerita tentang sulitnya meraih gelar doktor. Dia ingin eks napi terorisme lain mengikuti jejaknya.


4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

25 Desember 2022

Konferensi pers pengungkapan isi laptop milik Noordin yang berhasil disita pihak Polisi di Jakarta, Selasa (29/9). Dalam isi laptop tersebut terdapat struktur organisasi, cara perekrutan serta tayangan video pelaku bom bunuh diri. Tempo/Dinul Mubarok
4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

Setelah aksi Bom Natal 2000, dalam setiap aksinya, Noordin M Top diduga lebih menargetkan korban asing untuk menarik perhatian dunia internasional.


Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

14 Desember 2022

Terpidana bom Bali Umar Patek meminta maaf kepada keluarga korban bom Bali, saat berbicara kepada awak media di Lamongan, Jawa Timur, Indonesia, 13 Desember 2022. Antara Foto/Alimun Hakim
Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

Umar Patek minta maaf pada keluarga korban bom Bali di Australia, yang tetap merasa kecewa atas pembebasan bersyaratnya.


6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

9 Desember 2022

Umar Patek diarak usai menyelesaikan tugasnya sebagai petugas petugas pengibar bendera merah putih, dalam upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 20 Mei 2015. TEMPO/Edwin Fajerial Suko Purnomo Adi
6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

Walaupun terkait dengan organisasi Jamaah Islamiyah, tetapi Umar Patek tetap bersikukuh bahwa ia bukan termasuk anggotanya.


Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

9 Desember 2022

Pemimpin kelompok radikal Jamaah Islamiyah, Umar Patek (kedua kanan) membawa bendera ketika menjadi pengibar bendera merah putih pada upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 20 Mei 2015. TEMPO/Edwin Fajerial Suko Purnomo Adi
Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

Awal perjalanan Umar Patek dimulai pada 1995 saat ia terlibat dalam perjuangan Moro Islamic Liberation Front di Minanao, Filipina.


Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

9 Desember 2022

Terpidana kasus terorisme Umar Patek (kiri) memberi hormat ketika menjadi pengibar bendera merah putih pada upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 20 Mei 2015. ANTARA FOTO
Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

Meskipun bukan sebagai pelaku utama Bom Bali I, tetapi Umar Patek memiliki peran yang cukup vital, yakni sebagai perancang eksekusi.


Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

7 Desember 2022

Terpidana kasus bom Bali, Umar Patek (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai menjadi pembicara dalam seminar Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur, di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur 25 April 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

Umar Patek dianggap telah memenuhi syarat administratif dan substantif untuk mendapatkan hak pembebasan bersyarat.