"Kalau harga komoditas akan naik tinggi sekali maka bisa mendekati tujuh persen, tapi saya kira tidak akan terjadi. Saya lebih cenderung pada kisaran 6-6,5 persen," ujar Chatib Basri usai acara "The 10th Annual Citi Indonesia Economic and Political Outlook" di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/3).
Menurut Chatib, harga komoditas terutama harga minyak dunia yang terus naik membuat Indonesia agak susah mempertahankan inflasi pada kisaran 5,5 persen seperti yang ditargetkan pemerintah. "Kalau untuk 5,5 persen agak sulit, kecuali BI (Bank Indonesia) mampu mengelola ekspektasi," kata Chatib.
Namun, apresiasi terhadap rupiah akan menjadi faktor yang dapat membuat inflasi lebih rendah. "Impor kita, komoditas dari luar, impornya dalam dolar. Kalau dolarnya murah, maka harga di domestiknya juga jadi lebih murah, itu yang kemudian bisa membuat pressure inflasi menjadi lebih kecil," tutur Chatib.
Chatib juga menambahkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika inflasi tahun ini mencapai 6 persen. "Sebetulnya tidak apa-apa, karena inflasi kita itu sejarahnya selalu di kisaran 8-9 persen, jadi enam persen masih relatif kecil," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, kenaikan Tarif Dasar Listrik sebesar 15 persen yang direncanakan akan terjadi pada Juli mendatang, akan menambah bobot 0,36 persen pada inflasi 2010. sehingga, ada kemungkinan inflasi 2010 menjadi 5,7-5,8 persen.
NALIA RIFIKA