TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Sekitar 80 rumah di Kabupaten Bojonegoro terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Solo, Jumat (19/3) pagi. Pemerintah Bojonegoro meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan naiknya air jika daerah hulu hujan deras.
Ketinggian air Bengawan Solo pada Jumat pukul 06.00 WIB di papan duga Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di titik 27.00 phielscall dan cenderung turun. Sebaliknya ketinggian air di papan duga Taman Bengawan Solo, Kota Bojonegoro, pada jam yang sama berada di kisaran 14.49 phielscall (siaga dua—14.00 phielschaal) atau naik sekitar 12 sentimeter.
Di Bojonegoro Kota, banjir menyasar ke beberapa perkampungan, terutama yang berlokasi di bantaran Bengawan Solo, seperti Ledok Kulon, Ledok Wetan, Jetak, Banjarejo. Tercatat sekitar 45 rumah terendam air dengan ketinggian antara 20 hingga 40 sentimeter. Sebagian besar banjir terjadi di rumah yang berlokasi di dalam tanggul Bengawan Solo.
Banjir juga merendam sejumlah rumah di Kecamatan Dander, Kalitidu, Trucuk dan sebagian di Purwosari. Di Desa Ngulanan dan Jarakan, Kecamatan Dander, air sudah menggenangi jalan desa tinggi sekitar 40 sentimeter.
Para murid Sekolah Dasar Negeri Ngulanan dan Jarakan masih bisa melaksanakan proses belajar, meski terlebih dahulu mencopot sepatu agar tidak basah. “Anak-anak masih bisa sekolah,” tegas Muani, salah seorang wali murid yang anaknya belajar di Sekolah Dasar Ngulanan.
Hujan yang turun pada Kamis malam di Kota Cepu dan sekitarnya kemungkinan akan meningkatkan ketinggian air. Begitu juga air dari anak Bengawan Solo yang berada di selatan dan sebagian utara Kota Bojonegoro. Sedangkan pada Jumat pagi, Kota Bojonegoro terang benderang, meski pada malam hari diguyur hujan ringan.
Pemerintah Bojonegoro, telah menyiapkan lokasi penampungan di Gedung Serba Guna di Jalan KH Mas Mansyur. Sedangkan Kecamatan Trucuk juga telah menyiapkan lokasi penampungan bagi korban banjir, jika airnya terus meningkat.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jonny Nur Haryanto, mengatakan dengan posisi siaga dua banjir, maka ketinggian air bisa saja terus naik. Tetapi, dengan catatan kawasan hulu Bengawan Solo, terjadi hutan, terutama di Madiun, Ngawi, Solo, dan Sragen.
Jika daerah itu serentak terjadi hujan, maka air akan bertemu di daerah Dungus, Ngawi. “Maka, kita minta masyarakat waspada,” tegasnya pada Tempo, Jumat, pagi.
Untuk antisipasi, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah perahu karet, obat-obatan berikut logistik. Hingga kini bantuan telah disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
SUJATMIKO