Laporan analis dari UK consultancy Oil Movements menunjukkan, ekspor minyak dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan melonjak dalam 4 pekan hingga 3 April nanti sebanyak 70 ribu barel per hari, yang juga akan membantu menekan harga minyak.
Harga minyak mentah di pasar berjangka Amerika Serikat jatuh sebanyak US$ 0,73 menjadi US$ 82,20 per barel setelah mengalami peningkatan lebih dari US$ 3 pada dua sesi sebelumnya. Harga minyak jenis Brent juga mengalami penurunan US$ 0,48 sen menjadi US$ 81,48.
“Korelasi antara pasar uang dan minyak terus berlangsung. Penguatan dolar dan hari yang paling suram di pasar modal membawa pengaruh dalam kenaikan beruntun selama dua hari yang mendorong harga minyak mentah di atas US$ 83,” kata Gene McGillian, analis Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Jatuhnya nilai mata uang euro terhadap dolar pada Kamis dikarenakan kekhawatiran yang tak kunjung reda pada persoalan utang Yunani. Karena dalam laporannya menyatakan negara itu pesimistis terhadap bantuan yang diberikan oleh anggota-anggota Uni Eropa.
Harga minyak akan terus menurun dengan menguatnya dolar, selama investor menganggap pembelian dolar lebih aman dibandingkan membeli komoditas. Meskipun para menteri OPEC sudah menyetujui pada Rabu lalu untuk memotong jumlah produksi minyak sebanyak 4,2 juta barel per hari namun beberapa anggotanya sudah telanjur memproduksi minyak melebihi target mereka.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) OPEC mengakui pihaknya memang tidak memaksakan anggotanya dalam berbagai rapat untuk mematuhi target produksi yang disarankan. OPEC sepertinya akan tetap membiarkan kuota produksi minyaknya tidak berubah dalam pertemuan yang akan diadakan pada Oktober mendatang.
REUTERS | RENNY FITRIA SARI