TEMPO Interaktif, Pamekasan - Ahmadi, 36 tahun, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, akhirnya meninggal dunia di rumahnya di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Minggu (21/3).
Ketua Komite Penanggulangan AIDS Kabupaten Pamekasan Ahmat Sodik mengatakan, keberadaan Ahmadi merupakan pukulan telak bagi Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang selama ini selalu mengklaim sebagai daerah bebas penularan HIV/AIDS. "Jadi Pamekasan memang belum pernah memasukkan HIV/AIDS dalam anggaran APBD," katanya, Minggu (21/3).
Praktis, kata Sodik, sejak Ahmadi tertular HIV/AIDS sejak awal 2009 lalu, korban belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Korban hanya dirawat keluarganya secara tradisional dengan diberi macam-macam ramuan tradisional.
Barulah pada akhir Februari 2010, ketika keberadaan Ahmadi disorot media, pemerintah daerah melalui RSUD Pamekasan sibuk ingin memberikan pertolongan kepada korban.
"Ia sempat dirawat tujuh hari, tapi saat akan dirujuk ke Surabaya Ahmadi menolak dan akhirnya meninggal hari ini," ujarnya.
Sodik mengakui, sejak lembaga yang dipimpinnya dibentuk 2008 lalu, belum pernah mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Pada 2009, pihaknya pernah mencoba mengajukan dana sebesar Rp 125 juta, namun ditolak dan dihapus Panitia Anggaran eksekutif dengan alasan di Pamekasan tidak ada penderita HIV/AIDS.
"Dinas Kesehatan Pamekasan hanya mengakui Ahmadi sebagai satu-satunya penderita, padahal menurut Dinkes Jawa Timur ada enam penderita AIDS di Pamekasan. Jika tidak segera dicegah, penularan akan semakin meluas," terangnya.
MUSTHOFA BISRI