Di kantor Kementerian Pertanian akhir pekan lalu ia menyebutkan, harga dasar pembelian gula oleh pemerintah pada 2009 sebesar Rp 5.350 per kilogram. Namun, Manggabarani tidak menjelaskan besaran kenaikan yang diusulkan.
Sebagai gambaran, Biaya Pokok Produksi (BPP) pada petani gula naik untuk tahun ini. BPP naik menjadi Rp 6.400 per kilogram. Sedangkan pada 2009, BPP ditetapkan Rp 5.100. "Kenaikan BPP dipengaruhi harga sewa tanah, upah buruh, dan harga pupuk," ujarnya.
Hingga dua bulan menjelang musim giling gula, pemerintah belum juga menetapkan harga dasar pembelian gula. "Kementerian Pertanian sudah mengusulkan. Tinggal menunggu surat keputusannya dari Kementerian Perdagangan," kata dia.
Harga dasar pembelian gula adalah harga paling rendah yang harus dibayarkan untuk pembelian gula petani. Jika pada tender pembelian gula petani didapatkan harga gula di bawah harga dasar pembelian, maka harga tender tidak digunakan. Tetapi yang digunakan adalah harga dasar pembelian gula.
Musim giling gula pada tahun ini diperkirakan mundur dua pekan dari target yang seharusnya pada awal Mei menjadi 25 Mei. Perkiraan ini disebabkan sebagian besar pabrik gula terutama di Jawa baru mulai proses penggilingan pada akhir Mei.
Menurut Manggabarani, penentuan musim giling tersebut diambil pada rapat dewan gula. "Meski demikian, sebagian pabrik lainnya, seperti di Lampung, sudah mulai menggiling pada April," kata dia di kantor Kementerian Pertanian akhir pekan lalu.
Manggabarani menjelaskan, kemunduran musim giling tahun ini disebabkan faktor cuaca yang tak mendukung. "Panen tebu lebih baik dilakukan pada musim kemarau. Tapi, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, hingga Mei diperkirakan masih hujan," kata dia.
Namun, tidak perlu ada kekhawatiran kekurangan stok gula akibat kemunduran musim giling gula. Sebab, pemerintah telah memperhitungkan neraca gula termasuk dengan masuknya gula impor hingga Mei. "Dari perhitungan, kita masih punya stok gula 240 ribu ton. Masih cukup hingga Mei," ujar dia.
Selain itu, Manggabarani melanjutkan, stok itu masih ditambah lagi dengan gula dari Lampung yang memang sudah memasuki musim giling lebih awal. "Produksi dari Lampung mencapai 80 ribu ton per bulan," tutur dia.
EKA UTAMI APRILIA