Kendati demikian, Sigit mengatakan, kondisi Waduk Jatiluhur sendiri aman. Pernyataan itu disampaikannya menjawab beredarnya isu pesan pendek dan selebaran yang menyebutkan bendungan itu bocor. Dia minta semua pihak agar tidak menyebarkan pernyataan yang meresahkan dan membingungkan warga korban banjir di sana.
Sigit mengatakan, Jatiluhur berikut semua bendungan yang berada di Sungai Citarum dalam kondisi aman. Air yang tertampung, masih dalam batas-batas toleransi daya tampungnya. Jika memang terjadi apa pun di tiga waduk itu, lanjutnya, pemerintah akan mengumumannya pada masyarakat. “Kalau Jatiluhur tidak aman, bermasalah, pasti ada pengumuman khusus yang menyatakan itu, jadi bukan (informasi lewat) orang per orang yang menyatakan itu tidak aman,” katanya.
Dia mengatakan, banjir yang terjadi saat ini hampir merata di sepanjang aliran Sungai Citarum. Banjir yang terjadi, lanjutnya, akibat melimpahnya air dari badan Sungai Citarum di sisi kiri dan kanan badan sungai. “Kita runut mulai dari Bandung sampai Karawang, hingg Muara Gembong, semua itu yang di lingkaran kana-kiri Sungai Citarum,” kata Sigit.
Sejumlah titik banjir kini menjadi menjadi tengah dipantau. Banjir itu tersebar di sejumlah daerah di antaranya Bandung, sebagian Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Cirebon. Sigit mengatakan, banjir yang terbanyak merendam permukiman warga berada di Karawang dan Kabupaten Bandung. “Semua sudah diantisipasi, logisitik dan bantuan kesehatan disiapkan, tidak ada alasan pengungsi kekurangan bahan makanan dan logistik,” kata Sigit.
Sejumla kerugian tengah di data. Di antaranya, sawah yang terendam. Kendati potensi gagal panen diperkirakan tidak terlalu besar karena sawah yang terendam banjir tidak banyak. “Dinas Pertanian sedang mendata supaya cepat mengambil langkah (mengantisispasinya),” kata Sigit.
AHMAD FIKRI