TEMPO Interaktif, Pamekasan - Semangat Mohammad Sa'il, 19 tahun, patut ditiru. Meski mengalami patah tulang kaki akibat kecelakaan yang dialami sehari sebelum pelaksaan ujian nasional Minggu akhir pekan lalu. Warga Dusun Sorren Desa Pasanggar Kecamatan Pegantenan, Kabuaten Pamekasan ini tetap memaksakan diri ikut ujian nasional meski diperbolehkan ikut ujian susulan.
Agar tidak merepotkan orang tuanya karena jarak tempuh dari rumah ke sekolah kejuruan Al Miftah berjarak sekitar 25 kilometer, Sail memutuskan untuk menginap di sekolah itu sampai ujian selesai. Sail sendiri merupakan siswa SMK Wachid Hasyim, Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Namun pada ujian nasional kali ini, disatukan dengan siswa SMK Al Miftah.
"Dia (sail) tidak mau ketinggalan ujian, makanya nekat ngineo di sekolah," kata, Mat Sae, orang tua Sa'il. Karena khawatir dengan kondisi anaknya yang belum pulih, lelaki berusia 60 tahun ini, memutuskan ikut menginap di sekolah menemani anaknya.
Saat ditemui wartawan, selasa (23/3). Sail mengerjakan soal mata pelajaran bahasa inggris diatas sebuah kasur yang diletakkan di ruang laboratorium komputer di SMK Al Miftah. ia sesekali meringis karena sakit, kakinya masih penuh ikatan perban.
Kepala Sekolah SMK Wachid Hasyim Sattar mengatakan sebenarnya sail ditawari untuk mengerjakan ujian nasional di rumahnya. Namun dia menolak dan tetap ingin mengerjakan soal ujian di sekolah. Agar bisa lulus murni. "saya akhirnya setuju karena Sail ditemani orang tuanya selama menginap di sekolah," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI