TEMPO Interaktif, Jakarta - Jika pengembangan Merauke Integrated Food Estate benar-benar dilakukan di atas lahan seluas 2,5 juta hektare, Greenomics memperkirakan 410,9 juta meter kubik kayu akan dieksploitasi. Di pasaran internasional, nilainya bisa mencapai Rp 375,51 triliun.
Jika dikalkulasi dengan harga patokan lokal di Papua, Greenomics mengestimasi, nilai tegakan kayu 410,9 juta meter kubik kayu itut sedikitnya Rp 120,87 triliun. “Itu juga marupakan harga domestik terndah.
reenomics mengkalkulasi nilai tegakan kayu jika pengembangan Merauke Integrated Food Estate benar-benar dilakukan secara besar-besaran hingga mencapai 2,5 juta hektare. Artinya, kawasan hutan yang berhutan seluas 3,42 juta hektare akan terancam keutuhannya, terutama hutan produksi dan hutan produksi yang dapat dikonversi yang masih berhutan seluas 2,26 juta hektare.
“Sehingga, nilai tegakan kayu dari kawasan hutan tersebut akan ikut dimanfaatkan pula,” kata Elfian Effendi, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, di Jakarta hari ini
Jika kondisi tersebut terjadi, Greenomics memperkirakan 410,9 juta meter kubik kayu akan dieksploitasi, yakni kayu bulat kecil sejumlah 255,6 juta meter kubik dan kayu bulat besar 155,3 juta meter kubik.
“Kayu bulat kecil 255,6 juta meter kubik itu bisa menghidupi hampir 9 tahun industri bubur kertas Indonesia dengan kapasitas produksi maksimal,” ujar Elfian.
Karena itu, Greenomics menekankan perlunya mewaspadai pihak-pihak yang memanfaatkan situasi. “Bisa saja ada yang menggunakan program pengembangan Food Estate itu untuk meraup keuntungan besar-besaran dari eksploitasi kayu.
PINGIT ARIA