Profesionalisme jurnalis menurutnya sangat penting agar tatanan fungsi pers tidak menghambat peran pers itu sendiri. "Ada yang tukang roti tiba-tiba jadi pemimpin redaksi," kata Winda Armada Sukardi. Hal itu menanggapi banyaknya pengusaha pers yang tidak berlatar belakang bidang pers
Winda mencontohkan beberapa peristiwa yang terjadi dan diliput wartwawan yang tidak profesional, yakni peristiwa kecelakaan Adam Air. Ada liputan yang seolah-olah pesawat Adam Air sudah ditemukan, padahal penemuan bangkai pesawat tersebut setahun kemudian. Itu artinya berita tersebut fiktif.
Baca Juga:
Peristiwa lain yakni seorang wanita bernama Selly yang mengaku wartawan, namun melakukan penipuan. "Ini semua yang merusak peran wartawan," kata Winda.
Ia berharap kebebasan pers tidak disalahgunakan. Sebab bila kemudian pers tidak bisa menjaga kebebasan, maka tak tertutup kemungkinan ada pihak lain mengembalikan kegiatan pers di kontrol pemerintah seperti sebelum era reformasi.
Oleh sebab itu, kelak wartawan harus memiliki kompetensi yang diatur menjadi tiga elemen yakni Elemen Kompetensi Wartawan Muda, Elemen Kompetensi Wartawan Madya, dan Elemen Kompetensi Wartawan Utama.
Ia menguraikan kompetensi wartawan muda tugasnya melakukan kegiatan. Kompetensi wartawan Madya tugasnya mengelola kegiatan, dan kompetensi wartawan utama bertugas mengevaluasi dan memodifikasi proses kegiatan. "Jangan ada lagi perusahaan pers yang tidak memberi upah wartawan," lanjut Winda.
Satria Nada, anggota Dewan Pers lain yang memberikan paparan soal komptensi wartawan. Menurutnya banyak juga tenaga kerja jurnalis Indonesia menjadi wartawan, bukan karena panggilan hati untuk berjuang dengan pena demi kepentingan masyrakat dan membela yang lemah meluruskan yang bengkok. "Menjadi wartawan karena belum memiliki pekerjaan tetap," kata Satria.
Deputi Manager Humas, PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, Thaliruddin menyambut baik adanya aturan soal standar komptetensi wartawan.
Sehingga tidak timbul kecurigaan terhadap wartawan akibat tingkah laku semena-mena yang tidak profesional. "Supaya kerja wartawan kembali jalan yang benar," kata Thaliruddin kepada Tempo.
RUMBADI DALLE