Potensi ekspor ini dinilai besar karena harganya bisa mencapai S $ 2,4 – S $ 2,9 per kilo gramnya Jika dihitung kurs rupiah senilai Rp 15 ribu - Rp 18 ribu per kilo gramnya. Jauh lebih menguntungkan dibanding harga penjualan lokalnya Rp 5 ribu per kilo gram.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram Zainuri – doktor wanita ahli tanaman mangga lulusan Universitas Queensland di Brisbane Australia mengatakan dari produksi sekitar 99,359 ribu ton per tahun sekitar 40 persen mangga kwalitas utama bisa diterima pasar Singapura.
Standar buah yang bisa memenuhi selera pasar Singapura adalah per biji berukuran 400 gram dan dalam keadaan sudah lembek. ‘’Kami menargetkan bisa dijual ke Singapura pada bulan Agustus-November,’’ kata Zainuri yang juga ketua Recentpro (Research and Development Center for Tropical Crop Products) kepada Tempo, Kamis (25/3).
Selama ini hasil tanaman mangga NTB terbatas untuk memenuhi kebutuhan lokal Lombok, Bali dan Jakarta. Selama ini, mangga produksi penduduk di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Utan di Kabupaten Sumbawa dan bahkan meluas pula ke Lanci dan Kilo di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima diaku sebagai mangga dari Bali atau Probolinggo yang dipasarkan ke Singapura.
Sebenarnya, mangga asal NTB bisa dipercepat musim berbuahnya pada awal bulan Juni. Tetapi, dikatakan oleh Zainuri, tidak menguntungkan karena pasar dalam negeri masih cukup tinggi harganya.
Kepala Dinas Petanian dan Tanaman Hortikultura (Distanhor) NTB Pending Dadih Permana menyebutkan kegiatan penggalakan potensi mangga NTB tersebut dibantu didanai program ACIAR (Australian Centre for International Agriculture Research). Untuk penanganannya yang melibatkaan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi dan Distanhor NTB. ‘’Yang menangani program dan kapasitas komoditinya dan juga pasca produksinya,’’ ujarnya.
Kepala Bidang Hortikultura Distanhor NTB Lalu Karya Kukuh mengemukakan bahwa mangga NTB ini sebenarnya sudah dieskpor secara kecil-kecilan tahun 1985 oleh pengusaha lokal Mataram Nyonya Suheno. ‘’Mangga dari sini disukai karena kwaliitasnya kering,’’ ucap Karya. Sesuai angka statistik terdapat 939.708 pohon mangga. NTB juga mengembangkan buah rambutan Narmada yang setiap tahun 60.154 pohon menghasilkan 9.455,3 ton dan 5.036 pohon manggis yang produksinya 1.049,1 ton.
SUPRIYANTHO KHAFID