TEMPO Interaktif, Pamekasan - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menyetujui tawaran investasi pengelolaan sampah organik pengusaha Jepang Tashihiro Ono. Meski sejumlah kalangan menilai investasi di bidang itu belum terlalu dibutuhkan karena produksi sampah organik masih sedikit.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Pamekasan Bambang Edi Suprapto mengatakan, meski belum terlalu mendesak, pengelolaan sampah secara canggih sejak dini penting. Karena ke depan seiring pertumbuhan penduduk masalah sampah akan kian sulit tertangani dengan baik. Seperti yang dialami kota-kota besar seperti Jakarta.
"Sekarang memang belum perlu, tapi ke depan sampah akan persoalan yang rumit, lebih baik dikelola secara baik dari sekarang," katanya, di Pamekasan Minggu (28/3).
Meski belum ada hitam di atas putih, pengusaha Jepang itu, kata Bambang, sudah mengisyaratkan setuju berinvestasi di Pamekasan. Mulai dari lokasi usaha, perizinan serta keamanan investasi dinilai sangat baik. "Kami sudah sediakan lahan 10 hektar untuk pengelolaan sampah ini," terangnya.
Menurut Bambang, investasi pengelolaan sampah ini merupakan investasi pertama yang masuk ke Pamekasan pasca beroperasi jembatan Suramadu. Jika kerjasama ini berhasil, pengusaha Jepang itu menjanjikan akan banyak investor Jepang lain yang akan berinvestasi di Pamekasan dalam bidang yang berbeda. "Tapi kita belum bicara besaran investasinya," katanya.
Selain pengelolaan sampah yang baik, Bambang menambahkan keuntungan lain yang didapat Pamekasan antara lain penghematan biaya kelola sampah dan daya serap tenaga kerja yang tinggi.
MUSTHOFA BISRI