"Mereka (pemegang obligasi) enggan dilunasi, tapi meminta kupon bonus insentif dari perseroan," kata Direktur Utama PT Matahari Putra Prima Benjamin J Mailool seusai Rapat Umum Pemegang Obligasi di Hotel Ritz Carlton Jakarta, 29 Maret 2010. Bonus insentif disepakati sebesar 0,4 persen dari total obligasi.
Selain kedua surat utang tersebut, PT Matahari Putra Prima juga memiliki utang berbentuk Obligasi Senior senilai US$ 200 juta. Ketiga surat utang ini sedianya akan dilunasi dengan uang tunai hasil penjualan Matahari Departement Store. "Utang obligasi dolar kemungkinan akan dilunasi dalam dua bulan ke depan," kata Benjamin.
Obligasi dilunasi terlebih dahulu, sebab jumlahnya lebih banyak dibanding utang lainnya. "Kami juga akan membayar utang pinjaman dana lain dan pembayaran bank," kata dia.
Nilai transaksi penjualan Matahari Departement Store sebesar Rp 7, 2 triliun. Dana senilai Rp 5,3 triliun dibayarkan secara tunai. Sebesar Rp 3,4 triliun dialokasikan untuk pembayaran hutang. Sebesar Rp 900 miliar digunakan untuk tambahan modal usaha Hypermart.
Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Fuad Rahmany meminta agar PT Matahari Putra Prima setia pada rencana penggunaan dana yang didapatkannya dari hasil penjualan. "Media harus memantau, benarkah dana hasil penjualan digunakan sesuai dengan penjelasan," kata Fuad.
FAMEGA SYAFIRA