Harga minyak turun 0,7 persen setelah Departemen Perdagangan menyatakan pada kuartal keempat gross domestic product (GDP) atau pendapatan domestik bruto mengalami kenaikan 5,6 persen per tahun, dan pencapaian ini kurang dari yang diperkirakan dalam Bloomberg News Survey.
Menurut keterangan Departemen Energi, permintaan bahan bakar lebih rendah 0,1 persen dibandingkan tahun lalu. "Terdapat sikap skeptis yang terus tumbuh terkait kekuatan dan keberlanjutan ekonomi," ujar Mike Fitzpatrick, Vice President of Ennergydari MF Global, New York.
Harga minyak mentah untuk pengantaran Mei turun US$ 0,53 sen atau 0,7 persen di level US$ 80 per barel di perdagangan komoditas berjangka New York Mercantile Exchange, New York, Amerika. Kontrak untuk Mei menurun 1,2 persen sepanjang pekan ini.
Menurut hasil Bloomberg News Survey, rata-rata ekonom memperkirakan perekonomian tumbuh 5,9 persen, sama seperti yang diperkirakan pemerintah Amerika sebelumnya yang dikeluarkan pada Februari, sementara pendapatan diperkirakan tumbuh antara 5,5 sampai 6 persen
"Sejak angka GDP dipublikasikan, pasar mulai menggeliat, karena tidak memenuhi konsensus," ujar Tom Bentz, analis senior bidang energi di BNP Paribas Commodity Futures Inc, New York.
Menurut Departemen Energi Amerika Serikat pada 24 Maret lalu, persediaan minyak mentah di Amerika meningkat 7,25 juta menjadi 351,3 juta barel minggu kemarin. Namun, berdasar rata-rata pendapat analis dalam survey Bloomberg, persediaan minyak mentah diperkirakan meningkat 1,65 juta barel.
Departemen Energi juga menjelaskan hingga 19 Maret, permintaan bahan bakar turun menjadi 9,09 juta barel per hari. “Kita memiliki banyak persediaan minyak mentah, dan pertanyaannya apakah kita akan memprosesnya saat kita tidak terlalu membutuhkannya, atau nanti saat permintaan meningkat,” ujar Peter Beutel, presiden firma penasihat perdagangan Cameron Hanover Inc di New Canaan, Connecticut.
Konsumsi bahan bakar Amerika mencapai puncaknya selama musim yang mereka sebut “musim berkendara di musim panas” (summer driving season), yang berlangsung dari akhir pekan Memorial Day pada akhir Mei, sampai Hari Buruh di awal September.
Menurut data Departemen Energi, penggunaan kilang minyak meningkat 0,6 persen menjadi 81,1 persen, sementara impor minyak mentah naik 969 ribu barel menjadi 9,4 juta barel per hari pada pekan lalu. Impor minyak yang meningkat, atau penurunan produksi dari kilang minyak diprediksi menekan harga.
BLOOMBERG | RATNANING ASIH