TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Agil Siradj, menyatakan bahwa ke depannya NU tidak akan berpolitik. "NU yang tidak berpolitik, NU yang tidak terkait dengan politik praktis," kata Said di Kantor GP Ansor, Kamis (1/4).
Menurut Said, NU selanjutnya akan lebih memfokuskan diri pada kaderisasi. "NU akan menjadi penopang dengan segala kualitas yang dimiliki," kata Said. Said juga menyatakan bahwa NU akan menjalin hubungan dengan semua pihak. "NU akan berusaha berhubungan baik dengan siapa pun. Dengan pemerintah, birokrat, DPR, wartawan, dan juga LSM," kata Said.
Saat ditanyakan terkait hubungan NU dengan partai politik contohnya PKB, Said hanya berkomentar dengan singkat. "Hubungan NU dengan PKB adalah hubungan emosional, bukan struktural," kata Said.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) yang juga Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa NU tidak boleh berpolitik. "Karena politik sudah bisa disalurkan melalui partai yg lahir dari NU," kata Muhaimin di Kantor GP Ansor.
Menurut Muhaimin, NU tetap boleh kritis konstruktif terhadap pemerintahan saat ini. "Tapi sinergi kerja sama antara organisasi masyarakat dan pemerintah tetap mutlak untuk mempercepat kemakmuran dan kesejahteraan," kata Muhaimin.
Muhaimin menilai bahwa kepemimpinan NU yang baru pada saat ini menunjukkan kekuatan NU untuk bergerak pada gerakan keagamaan, pemikiran, dan kebudayaan. "Karena itu PKB sangat mendukung sepenuhnya agar perjuangan-perjuangan NU di bidang pemberdayaan masyarakat, ekonomi, sosial, dan keagamaan semakin maju," kata Muhaimin. Dengan semua itulah, lanjut Muhaimin, NU lebih bisa diterima semua kalangan.
EVANA DEWI