Ekpor ke Cina pada Februari mencapai US$ 986,2 juta, turun dari ekspor bulan sebelumnya US$ 1,01 miliar. Adapun impor dari Cina pada Februari mencapai US$ 1,38 miliar, juga lebih rendah dari impor bulan sebelumnya sebesar U$ 1,4 miliar.
Dengan berlakunya pasar bebas ASEAN-Cina sewajarnya nilai ekspor dan impor Indonesia dan Cina meningkat drastis. Melihat data itu, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, perdagangan kedua negara masih menggunakan cara-cara lama. Kedua, aturan ACFTA belum direspons oleh dunia bisnis secara kongkret.
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Cina juga masih defisit. Sebab, nilai impor lebih tinggi dibanding ekspor. "Masih ada defisit sekitar U$ 380 juta," ujar Rusman.
Secara umum, nilai ekspor Indonesia pada Februari mengalami penurunan 3,37 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ekspor disebabkan turunnya ekspor nonmigas 2,04 persen, dan penurunan ekspor nonmigas 8,66 persen. Saat ini ekspor Indonesia mencapai US$ 11,2 miliar dengan ekspor nonmigas US$ 9,06 miliar.
Adapun nilai impor Indonesia pada Februari sebesar US$ 9,5 miliar atau meningkat 0,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya di US$ 9,49 miliar. Impor tersebut terdiri atas barang nonmigas sebesar US$ 7,44 miliar.
FAMEGA SYAVIRA