Apa itu IEDs? Tentu bukan sekadar mercon atau sembarang peledak mini. IEDs adalah improvised explosive devices atawa bahan peledak rakitan tangan yang simpel.
Bom rumahan yang meniru yang dipakai di Perang Irak itu telah jadi senjata pilihan gerilyawan Taliban. Bom-bom jalanan yang wujudnya setengah jadi dan murah itu sepintas remeh-temeh, tapi mematikan.
Penggunaan IEDs meluas di Afganistan sejak 2007, dan jumlahnya makin banyak begitu operasi serangan di Kandahar dicetuskan, demikian dikatakan komandan salah satu dari dua batalion pembersih IEDs. Selain menjadi pembunuh terbesar pasukan NATO, bom-bom jalanan itu mendorong tentara berlaku defensif, membuat mereka takut meninggalkan kendaraan lapis baja mereka.
Berbeda dengan perangkat canggih bikinan kelompok militan Irak dengan amunisi, IEDs di sini simpel, sering cuma berupa sebuah botol minyak kuning atau panci bertekanan yang diisi kompos, atau perangkat buatan sendiri yang terbuat dari kayu dan baterai dibungkus dan diletakkan di jalan. “Saya terkejut, bagaimana perangkat yang belum sempurna itu ternyata sangat efektif,” kata Letnan Kolonel Peter Andrysiak, Komandan Kesatuan Lumberjack.
Seiring langkah Amerika meningkatkan kekuatan tentaranya di Afganistan selatan--kawasan yang dipenuhi dua pertiga dari semua IEDs di seluruh negeri--jumlah bom-bom pinggir jalan juga melonjak.
Februari lalu, 290 biji IEDs dimusnahkan di Provinsi Helmand dan Kandahar, tempat brigade Stryker Amerika Serikat berpatroli. Jumlah itu melonjak dari angka 92 biji pada Februari 2009.
Jumlah IEDs yang ditemukan hampir mencapai angka 567 dari 157 pada periode yang sama. Dan semua itu sebelum musim panas, saat pertempuran dimulai. Biasanya bom rakitan itu beratnya 40-50 pound, dengan piring bertekanan di atasnya yang memicu ledakan ketika kendaraan atau seseorang menginjaknya.
“Jika Anda menemukan benda terbuat dari kayu dan baterai, apakah sensor yang kamu bawa akan mengendusnya?” tanya Andrysiak. Perlawanan Taliban muncul makin keras. Para pemberontak menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap apa pun yang dilakukan tentara yang datang untuk mengenyahkan IEDs.
Reuters | Dwi Arjanto