TEMPO Interaktif, Samarinda - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, segera memanggil sedikitnya empat perusahaan batubara yang menyebabkan banjir bandang Kamis pekan lalu. Keempatnya akan dimintai pertanggungjawaban atas jebolnya tanggul air hingga merendam ribuan rumah warga di Kelurahan Loa Ipu, Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Penjabat Bupati Kutai Sulaiman Gafur mengatakan pemanggilan akan dilakukan pekan depan terhadap empat perusahaan batubara. Pemanggilan ini setelah tim pertambangan di Kukar memastikan penyebab banjir dari jebolnya tanggul.
"Kami sudah periksa ke lapangan, memang ada sekitar empat perusahaan batubara yang tanggulnya jebol akibat curah hujan tinggi," kata Sulaiman Gafur saat dihubungi di Samarinda, Minggu (4/4).
Menurutnya, pemerintah daerah akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi terhadap perusahaan ini, di antaranya mengenai perbaikan penampungan air dan reklamasi lahan kritis.
Menurut Sulaiman Gafur, di antara keempat perusahaan yang akan dipanggil adalah PT MHU dan PT Tanito Harum yang mengantongi izin PKP2B dari pusat. Dua perusahaan lain mengantongi izin Kuasa Pertambangan.
"PT Tanito Harum telah berkomitmen akan memberikan bantuan berupa beras sebanyak 2,5 ton kepada warga korban banjir," ujarnya.
Selain keempat perusahaan, Pemkab Kutai akan melakukan evaluasi terhadap perusahaan batubara yang beroperasi di DAS Tenggarong.
Sebelumnya, 1.287 KK di Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, direndam banjir. Seorang anak balita, Mika (3,5), dikabarkan meninggal dunia karena banjir ini. Mika yang sedang bermain, hanyut terbawa banjir.
FIRMAN HIDAYAT