Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bocah Belasan Tahun Kritis, Ditembak Polisi di Jayapura

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jayapura - Evan Aninam, remaja Papua ini ditembak polisi Briptu Suherman, salah satu anggota Reserse dan Kriminal Polresta Jayapura, Minggu (4/4) dinihari.

Hingga saat ini korban masih dirawat di Rumah Sakit Marthen Indey di Kloofkamp, Kota Jayapura dalam keadaan kritis, karena luka tembak dibagian kanan perutnya. Penembakan yang terjadi di Hamadi Resimen, Jayapura Selatan sempat menghebohkan warga sekitar.

Salah satu warga Hamadi, Umar mengatakan keluarganya sempat mendengar bunyi seperti tembakan sebanyak tiga kali berturut-turut, sekitar pukul 01.00 WIT. “Saat itu suasana memang sepi, tapi saya tidak berani keluar rumah. Tapi tak begitu lama, ternyata banyak warga sekitar yang keluar rumah. Saya pun ikut-ikutan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata seorang warga sudah bersimbah darah,” katanya kepada Tempo, Minggu (4/3) siang tadi.

Sementara Paman korban, Haspri Aninam baru mengetahui bahwa keponakannya yang tertembak itu sudah berada di rumah sakit. Dia juga menyebutkan polisi mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali. “Tembakan pertama mungkin tembakan peringatan, terus ada tembakan kedua lagi ke arah korban dan ternyata tembakan ketiga ini yang langsung mengenai tubuh korban, bagian perut sebelah kanan. Dia masih menjalani perawatan intensif dan kritis,” urainya kepada wartawan di Jayapura, Minggu (4/3).

Sementara motif penembakan itu, hingga saat ini dirinya juga belum mengetahui. Keluarga Aninam juga sangat menyayangkan arogansi oknum polisi tersebut. Sebab disaat umat kristiani di Jayapura sedang merayakan Paskah, terjadi penembakan ini. “Ini sangat terlalu. Padahal jam 03.00 WIT seharusnya kami dari keluarga dan pihak gereja akan mengadakan pawai obor keliling untuk merayakan paskah. Perbuatan oknum polisi ini harus dipertanggung jawabkan dan dihukum sesuai dengan hokum yang berlaku. Keponakan saya tidak mempunyai senjata kenapa harus dilawan dengan senjata,” katanya lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Agus Rianto lewat pesan singkatnya di telepon selular menjelaskan bahwa Evan Aninam diduga melakukan tindakan kriminal berupa pemerasan dan penganiayaan baik kepada masyarakat umum maupun kepada anggota polisi yang saat itu sedang melintas.

“Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi Kapolresta Jayapura,” ujarnya melalui pesan singkatnya. Namun hingga berita ini diturunkan, Kapolresta Jayapura, AKBP Imam Setiawan belum memberikan keterangan resminya.

CUNDING LEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

11 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

27 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

33 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.


KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

Pegiat HAM Desak Revisi Peradilan Militer
KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.


Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Gambar tangkapan video menunjukkan adegan serial Netflix berjudul
Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.


2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

Ilustrasi TNI. ANTARA
2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.


Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi. Youtube Antara
Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.


Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.


Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.


Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."