TEMPO Interaktif, Poso - Sidang dengar pendapat antara DPRD Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Poso dan perwakilan 32 tokoh agama, Selasa (6/4), diwarnai kericuhan. Pendeta Damanik dipukul oleh orang yang diduga pendukung salah satu calon bupati yang akan bertarung pada Pilkada Poso 2 Juni mendatang.
Awalnya berjalan tenang dan lancar, namun sidang mulai memanas ketika para pendukung salah satu calon bupati berteriak-teriak saat Ustad Adnan Arsal dan Pendeta Damanik menyampaikan sarannya secara bergantian di rapat dengar pendapat tersebut.
Muhaimin dan Yunus Hadi peserta rapat tak menerima para pendukung salah satu calon bupati tersebut. Kedua orang ini lalu membanting kursi dan berteriak meminta para pendukung pendukung calon bupati menghargai pendapat Pendeta Damanik.
Pada saat itu itu juga tiba-tiba pendukung salah satu calon bupati itu masuk ke ruang sidang dan memukul Pendeta Damanik yang duduk berdampingan dengan Ustad Adnan Arsal.
Beruntung polisi menangkap pelaku. Suasana di ruang sidang semakin ricuh ketika para pendukung lainnya terlibat tarik menarik dengan para peserta sidang dan sejumlah pendukung calon bupati lainnya. .
Ustad Adnan mengaku kericuhan di ruang sidang itu dipicu oleh beberapa tim sukses salah satu bakal calon bupati yang hadir dalam sidang tersebut yang terusik karena dugaan ijazah palsu yang dimilikinya yang kemudian membuat kericuhan di sidang tersebut dengan cara mengganggu para pseerta saidang ketika menyampaikan pandapatnya.
Pihaknya juga meminta polisi menangkap pelaku yang telah melakukan pemukulan terhadap Pendeta Damanik. “Tindakan pemukulan itu tidak dibenarkan dan sangat memalukan, meski Pendeta Damanik telah memaafkan, tapi kami mendesak polisi menangkap pelaku dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” kata Ustad Adnan Arsal.
Sementara Pendeta Damanik sendiri meski menjadi korban pemukulan menyatakan memberi maaf kepada pelaku pemukulan. “Kami datang ke sini dengan komitmen menjaga situasi Poso tetap damai, sebagai orang yang beragama, semua persolan ini bisa saling dimaafkan,” kata Damanik. Ia jga meminta seluruh masyarakat Poso untuk berhenti melakukan semua bentuk kekerasan.
Semua tokoh agama dan masyarakat yang datang ke DPRD memiliki komitmen menjaga perdamaian Poso. Oleh karena itulah, hearing untuk meminta penjelsan KPU Poso ini agar isyu-isyu berkas beberapa calon bupati yang bermasalah tidak menjadi informasi yang bias yang kemudian bisa menimbulkan aksi-aksi demonstrasi masyarakat Poso yang bisa saja memicu konflik ditengah-tengah masyarakat.
DARLIS