TEMPO Interaktif, Gorontalo – Penertiban pedagang kaki lima di obyek wisata Tangga 2000 Kota Gorontalo, Rabu (7/4), ricuh. Mobil pengangkut dari Satuan Polisi Pamong Praja dihalang-halangi warga pemilik lapak.
Warga yang sebagian besar ibu-ibu tersebut tidak ingin tempat jualan mereka yang telah dibongkar itu diangkut oleh Satpol PP. Sejumlah pedagang menuding, petugas Satpol PP melakukan pembongkaran tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
“Satpol PP tidak punya adab. Tanpa permisi tiba-tiba tempat kami dibongkar. Kami ini sudah miskin, tambah miskin lagi dengan pembongkaran ini,” teriak Sartin, salah seorang ibu pemilik lapak dagangan.
Aksi tersebut berlangsung sekitar 1 jam. Ibu-ibu pemilik dagangan yang mulai emosi nyaris melempari petugas Satpol PP dengan benda-benda keras seperti botol dan batu. “Kurang ngajar, kami ini sudah miskin, mau jualan di mana lagi?” teriak seorang ibu lainnya sambil memegang botol dan nyaris dilempar ke arah petugas Satpol PP.
Pembongkaran pedagang kaki lima itu, menurut petugas Satpol, dilakukan karena selama ini obyek wisata Tangga 2000 menjadi semrawut dan tidak terawat. Apalagi selama ini jalan utama di tempat wisata menjadi sempit karena banyaknya pedagang kaki lima. Terutama pedagang yang sudah membangun tempat jualan semi permanen.
”Obyek wisata ini akan dikelola lebih baik lagi sehingga kami perlu menertibkan pedagang kaki lima,” kata Toton, salah seorang petugas Satpol PP Kota Gorontalo.
CHRISTOPEL PAINO