Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelas Kesenian Rakyat Banyuwangi Mulai Menghilang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Ketua Pusat Studi Budaya Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Armaya, menyebutkan sedikitnya 11 kesenian rakyat di Banyuwangi saat ini mulai menghilang. 

Kesenian yang mulai menghilang itu yakni, kesenian gandrung, kuntulan, mocoan pacul gowang, prabu roro, damarwulan, barong, jedur meletuk, patrol, jaranan buto, dan bordah.

Menurut Armaya, kesenian rakyat tersebut dulunya sering ditanggap oleh masyarakat yang memiliki hajatan seperti pernikahan dan sunatan. Tapi sejak tahun 2000 hingga kini, kesenian itu sudah jarang muncul karena kalah oleh budaya modern. "Kalau ada pernikahan orang lebih suka nanggap elektone," kata Armaya kepada Tempo, Jumat (9/4).

Sebagian kecil kesenian tersebut masih hidup di desa-desa tertentu, karena ikatan tradisi yang kuat. Seperti di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, masih menanggap barong karena kesenian tersebut menjadi simbol kepercayaan masyarakat akan leluhur mereka. 

Jarang tampilnya kesenian rakyat itu di masyarakat mengakibatkan kesenian tersebut kesulitan melakukan regenerasi. Sebab pada umumnya, para remaja akan menolak meneruskan kesenian itu karena dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi.

Kesenian gandrung berbentuk tarian yang dilakonkan perempuan. Tarian ini muncul sebagai ucapan syukur masyarakat saat panen padi. Kuntulan pada dasarnya sama dengan bordah, yakni kesenian dengan instrumen utamanya berupa rebana. Namun pada kuntulan, rebana lebih banyak dengan dilengkapi kendang, kethuk, bedhuk, gong dan organ.

Kesenian mocoan pacul gowang mirip kesenian macapat namun dibaca dengan bahasa Using Banyuwangi. Sementara kesenian Praburoro adalah suatu bentuk drama tari yang lakon-lakonnya bersumber dari hikayat Amir Hamzah yang membawakan cerita-cerita dari Tanah Persi yang masuk ke Indonesia.

Kesenian lainnya adalah Damarwulan. Kesenian ini merupakan teater rakyat dengan cerita yang bersumber pada perlawanan antara Minakjinggo dan Damarwulan. Kesenian angklung terdiri dari Saron, Kendang dan Gong. Sebagian besar peralatan yang digunakan berasal dari bambu.

Kesenian barong di Banyuwangi mirip dengan Bali, dimainkan oleh 12-25 orang dengan diiringi gamelan, kendang, kethuk, gong dan krecek. Kesenian jedur meletuk instrumentnya adalah jidor ditambah dengan dua buah biola, dan gendang Banyuwangenan. Disamping itu, ada sinden gandrung di dalam kesenian ini yang berfungsi sebagai penyanyi sekaligus penari. 

Patrol biasanya muncul pada kegiatan agama seperti Ramadhan, yang dimainkan oleh 12-16 orang. Kesenian tradisional buto merupakan teater rakyat yang dimainkan oleh 16-20 orang. Peralatan yang dipakai meliputi kendang, gong, terompet, kethuk dan kuda kepang dengan kepala berbentuk raksasa atau bentuk babi hutan serta topeng berbentuk kepala binatang buas. 

Pada akhir pertunjukan biasanya pemainnya kesurupan sehingga mampu memakan kaca maupun benda keras lainnya.

Menurut Armaya untuk menyelamatkan kesenian-kesenian itu, Pemerintah Banyuwangi harus turun tangan dengan menggelar pertunjukan gratis kepada masyarakat secara rutin. Pemerintah juga harus mau memfasilitasi sarana pelatihan dan regenerasi sehingga kesenian tersebut masih bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. "Tanpa intervensi pemerintah mustahil kesenian-kesenian tersebut bisa lestari," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Setio Harsono mengakui banyak kesenian rakyat yang mulai menghilang. Dia hanya berjanji akan menggelar pementasan rutin tga bulanan bertajuk Pentas Padang Bulanan di Gesibu Blambangan. 

Dalam pementasan ini, kata dia, Pemerintah akan menampilkan seluruh kesenian Banyuwangi secara bergiliran. "Semoga dengan pentas ini, kesenian rakyat bergairah kembali," ujar dia. 

IKA NINGTYAS
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

47 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI