TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemberian hukuman mati bagi para koruptor dinilai akan memberi efek jera bagi koruptor lainnya. "Contohnya di Cina, ada orang yang korupsi senilai Rp 25 juta, kemudian orang tersebut dihukum dengan ditembak mati dan disiarkan langsung di televisi," kata Ketua Masyarakat Profesional Madani, Ismet Hasan Putro, dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, pada Sabtu (10/4).
Menurut Ismet, ketegasan Cina akhirnya membuatnya menjadi salah satu negara yang sukses memberantas korupsi. Adapun Indonesia belum memiliki langkah jitu yang akan membuat koruptor jera. Semua tataran kebijakan yang dibuat oleh pemerintah belum bergerak pada tataran impelementasi.
"Ibaratnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono punya tank, tapi kok hanya menggunakan pistol. Gunakan tank itu. Tembakin itu para konglomerat yang memiskinkan bangsa ini," kata Ismet.
Menurutnya, dampak ekononmi yang ditimbulkan oleh para koruptor itu jauh lebih merusak sistem dan struktur kehidupan bangsa ini dibandingkan dengan para teroris. "Jangan hanya menghukum teroris dengan hukuman mati," lanjutnya.
Usulan Ismet tersebut mendapat tanggapan yang berbeda dari Sosiolog UI, Thamrin Amal Tomagola. "Hukuman mati harus ditolak. Tidak ada manusia yang berhak mencabut nyawa, kecuali Tuhan," kata Thamrin. Selain itu, menurut Thamrin, dengan sistem pengadilan yang masih koruptif pada saat ini, bisa saja membuat seseorang yang sebenarnya tidak salah menjadi dihukum mati karena tuduhan korupsi.
Oleh karena itu, Thamrin mengusulkan hukuman kerja sosial bagi para koruptor. "Contohnya kerja bakti membersihkan toilet. Saya kira akan lebih mempunyai efek jera yang berkelanjutan," kata Thamrin. Selain tiu Thamrin juga mengusulkan adanya penjara khusus bagi koruptor. "Agar masyarakat bisa melihat mereka," kata Thamrin. Pembebanan pembuktian kepada tersangka juga menurut Thamrin bisa menjadi langkah yang efektif untuk memberikan efek jera.
Pekan lalu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sempat mengusulkan hukuman mati untuk memberi efek jera bagi para koruptor. Usulan ini ditanggapi beragam.
EVANA DEWI